Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Penjualan Beras di Medan Alami Penurunan

×

Penjualan Beras di Medan Alami Penurunan

Sebarkan artikel ini
Foto : Benjamin Gunawan/ns

mediasumutku.com| MEDAN- Dari hasil pemantauan pedagang pengecer di 10 pasar tradisional di kota Medan, pembelian beras masyarakat mengalami penurunan dalam 3 pekan terakhir. Penurunan pembelian beras ini terbilang wajar, mengingat masyarakat kebanyakan mendapatkan bantuan sosial program PKH (khususnya beras) di pekan pertama di setiap bulan.

“Jadi memang wajar jika minggu kedua dan ketiga selalu terjadi penurunan pembelian beras di pedagang pengecer. Memang ada banyak program bantuan sosial yang didapatkan oleh masyarakat sebelumnya. Baik bantuan tunai dan sembako yang disalurkan oleh masing-masing kelurahan atau desa, serta bantuan tunai yang dikirim secara langsung dengan mengunakan no rekening. Dan masih ada bantuan dari pihak diluar pemerintah yang menyalurkannya secara langsung,”kata ketua pemantau pangan Sumut, Gunawan Benjamin, Jumat (18/9/2020).

Baca Juga:   Pagi, Mata Uang Dolar AS Balik Lagi Jadi Rp. 15.075,-

Akan tetapi, dari sejumlah masyarakat yang memiliki tabungan, mereka menyatakan bahwa setelah agustus kemarin, tabungan yang mereka miliki mulai menipis. Bahkan, ada yang bilang sudah habis. Artinya, kemampuan finansial masyarakat terus menurun. Khususnya di level masyarakat yang umumnya penghasilan menurun di  masa covid dan sebelumnya memiliki tabungan siaga.

“Amunisi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi atau upaya untuk mengurangi tekanan ekonomi yang sudah masuk jurang resesi ini tentunya kian berat. Kelas masyarakat menengah keatas (kaya) atau yang mampu sudah saatnya mengambil peran besar dalam membantu proses pemulihan,” ujarnya.

Salah satunya adalah memperbesar belanja masyarakat yang mampu tersebut. Syukur-syukur ada pengeluaran yang besar untuk sedekah bagi masyarakat yang membutuhkan.

Baca Juga:   Wavin Luncurkan Sistem Perpipaan Low-Noise Generasi Terbaru

“Kalau dahulu, kita selalu diajarkan bahwa menabung akan buat kita kaya. Nah saat ini, belanja akan membantu ekonomi kita bangkit melawan resesi. Sementara ini, menabung bukanlah cara untuk memperbaiki keadaan,”ujarnya.

Saat ekonomi tengah bagus-bagusnya, menabung memang menjadi pilihan yang tepat untuk berkontribusi pada pembangunan. Namun, adakalanya di masa pandemi banyak industri macet.

“Bersikap sedikit lebih boros pada masyarakat kaya akan banyak mendorong ekonomi untuk bisa lebih diputar. Tetapi ingat belanjalah produk yang memang bisa mendorong perbaikan ekonomi masyarakat,”ujarnya.

Menurutnya, ada beberapa yang bisa dilakukan masyarakat kaya atau mampu. Diantaranya makan di warung kaki lima, banyak mengkonsumsi bahan pangan produksi dalam negeri, banyak memberikan bantuan tunai maupun pangan ke masyarakat yang kurang mampu, kurangi konsumsi barang dan jasa impor, kurangi membeli barang-barang mewah seperti kendaraan bermotor atupun sandang.

Baca Juga:   Menkeu RI : Pemerintah Siapkan Dana Rp.4,56 T, Untuk Program Kartu Sembako Murah

Jika semuanya dilakukan, sekecil apapun pengeluaran yang dilakukan akan menjadi stimulus alam mendongkrak laku pertumbuhan ekonomi. Sejauh ini belum ada yang bisa memastikan kapan pandemic ini akan berakhir, dan selama itu pula kita tidak bisa memperkirakan kapan ekonomi akan pulih.

“Jadi saatnya semua saling memberi kontribusi untuk menyelamatkan ekonomi dari kemungkinan dari ancaman resesi yang berkepanjangan,” pungkasnya. (MS11)