Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Headline

Pesta Tapai, Suka Cita Masyarakat Batu Bara Sambut Puasa

×

Pesta Tapai, Suka Cita Masyarakat Batu Bara Sambut Puasa

Sebarkan artikel ini

Batu Bara – Menjelang bulan Ramadhan, di beberapa wilayah di Indonesia biasanya banyak adat kebiasaan secara tradisi turun temurun dilakukan masyarakat bersuka cita menyambut puasa.

Salah satu tradisi unik itu, ada di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara (Sumut) tepatnya di desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi.

Pesta tapai menjadi sebutan dan tradisi unik masyarakat di sini untuk menjual aneka makanan tradisional Melayu khas Batu Bara. Warga desa beramai-ramai membuat tapai, lemang serta beragam kue tradisional lainnya untuk dijual.

Sementara pembelinya tidak hanya datang dari masayarakat sekitar. Pesta tapai yang melegenda ini mengundang kunjungan masyarakat dari berbagai daerah hingga menaikkan pendapatan perekonomian warga.

“Pesta tapai ini mungkin sudah ada sejak tahun 1945, belum lagi Indonesia merkdeka. Karena dari kakek buyut kami ini sudah ada. Sebagai bentuk suka cita masyarakat menyambut puasa,” kata Efendi, Kepala Desa Dahari Selebar saat berbincang bersama wartawan, Jumat (1/4/2022).

Baca Juga:   Selama Ramadhan, Sebaran Covid-19 Di Tebingtinggi Capai 47 Kasus

Ia mengatakan, pesta tapai hanya digelar di desanya. Biasanya warga desa sudah mulai berjualan sejak pertengahan bulan Sya’ban dalam penanggalan kalender Hijriah atau dua pekan sebelum hari pertama puasa. Mereka membuka lapak dagangannya mulai jam 5 sore hingga jam 12 malam.

“Menurut catatan kami yang terdaftar warga masyarakat berdagang ini ada 107 pedagang. Tapi bisa jadi lebih,” kata dia.

Kendati berjualan dengan anek jenis makanan yang sama, warga desa mengaku tak takut dan mempercayai setiap orang punya rejeki masing-masing. Desa Dahari Selebar ada 10 dusun, 5 dusun diantaranya masyarakat menjual aneka ragam makanan yang sama disepanjang jalan kurang lebih hingga 5 kilometer.

“Semua rata rata yang dijual sama, ada tapai, lemang, dodol, karas – karas, rendang kepah dan aneka makanan tradisional lainnya,” kata Efendi.

Baca Juga:   Puluhan Emak - Emak di Batu Bara Cegat Truk Proyek Protes Dampak Abu

Menurut Efendy, dahulu ketika daerah tersebut merupakan satu perkampungan kecil banyak pedagang dari luar yang datang menjual daging sapi atau kerbau mereka kepada warga lokal sekitar untuk dimakan saat puasa.

“Karena banyaknya pedagang sapi dan kerbau dari luar yang datang jadi kebiasaan masyarakat menghidangkan makanan tamu dengan tapai atau lemang. Tapi lama-lama tapai lemang itu dijual juga ke para pedagang. Inilah yang membuat kebiasaan puluhan tahun makanan tapai dan lemang itu ramai menjelang puasa,” ujarnya.

Bertahan puluhan tahun hingga saat ini Pesta Tapai menjelma menjadi tradisi wisata kuliner tahunan setiap bulan Sya’ban. Pembelinya tidak hanya datang dari msayarkat sekitar saja namun ada juga dari luar daerah.

Baca Juga:   Wabup Sergai: Pembangunan Akan Sia-sia, Kalau Generasi Muda Terjerumus Narkoba

Seorang warga Labuhanbatu, Misniati misalnya, mengaku khusus datang membeli lemang dan tapai di Desa Dahari Selebar ini. Bersama dengan anggota keluarganya ia mengaku setiap tahun berkunjung ke sini khusu untuk membeli aneka jajanan serta makanan tradisional khas Melayu.

“Setiap mau puasa pasti mampir ke sini beli lemang. Sekalian mau ziarah juga,” kata dia.

Iswanto, salah seorang pedagang menjelaskan ianya bisa menghabiskan 70-80 batang lemang dan hamper 5 kilogram tapai setiap harinya. Ia sudah berjualan meramaikan pesta tapai ini sejak jaman orang tuanya dahulu.

“Dulu orang tua jualan ini setiap tahun sebelum puasa. Lumayan jadi tambah penghasilan sebelum Ramadhan,” kata dia. (MS10)