Medan, Mediasumutku.com– Kementerian Pertanian diminta untuk turun tangan mengatasi wabah hama gugur daun atau pestalotiopsis sp. Sebab, hama ini telah mewabah secara luas dan menurunkan produktifitas industri perkebunan karet nasional, termasuk di tingkat petani karet, sebesar 20-40 persen.
Permintaan itu disampaikan praktisi industri perkebunan karet di Sumatera Utara, H Kacuk Sumarto MBA, kepada para wartawan seusai acara bimbingan teknis (bimtek) bertajuk “Mencegah dan Mengatasi Gugur Daun Akubat Infeksi Pestalotiopsis” di Kebun PT Paya Pinang, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Rabu (4/9/2019).
Sebagai informasi, sejumlah tokoh berkompeten tampil sebagai pembicara dalam bimtek tersebut seperti Ir Priyo Adi Nugroho MSi dari Balai Penelitian Karet Sei Putih, agronomis atau ahli tanaman perkebunan Ir H Bambang Eko, Sekretaris GAPKINDO Cabang Sumatera Utara Dr Ir Edy Irwansyah MSi, serta dimoderatori oleh Ir H Kacuk Sumarto MBA selaku pengurus pusat GAPKINDO.
“Menurut saya, ada dua solusi yang harus dilakaukan Kementerian Pertanian, yakni dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, Kementerian Pertanian mesti menurunkan para tenaga ahli atau tenaga teknis ke para petani karet dengan cara menggelar bimbingan teknis agar para petani tidak terlalu gagap menangani wabah pestalotiopsis,” ujar Sumarto yang juga petinggi di PT PD Paya Pinang, sebuah perusahaan yang bergerak di perkebunan sawit dan karet.
Baca juga: Pakar Karet: Belum Ada Klon yang Tahan terhadap Serangan Pestalotiopsis
Uhendi Haris: 103 Ribu Ha Lahan Karet Dihajar Pestalotiopsis
Cendawan Pestalotiopsis Serang Perkebunan Karet, Timbulkan Kerugian
Bimbingan teknis itu, ujar Sumarto, dimaksudkan juga agar para petani jangan sampai menebang pohon karet karena putus asa tak mampu mengatasi hama gugur daun tersebut.
Kata Sumarto, ketimbang membiarkan petani mengganti tanaman karet, sebaiknya Kementerian Pertanian mengupayakan tanaman sisipan seperti sorgum atau jagang yang bisa memberikan dampak ekonomi bagi petani karet untuk sementara waktu.
Namun, ujarnya, tanaman sisipan itu harus mendapatkan treatment atau perawatan yang benar agar tidak bertentangan atau menganggu dengan tanaman karet.
Dengan demikian, ia yakin petani karet ttap dapat memperkuat ketahanan pangan dirinya sendiri di tengah serangan pestalotiopsis.
Solusi jangka panjang, ujar Sumarto, adalah agar Kementerian Pertanian memberikan sejumlah langkah konkret dan menyeluruh agar produksi karet tidak anjlok.
Sebab, kalau pestalotiopsis ini tidak ditangani dengan serius, efektif, dan efesien, maka produksi karet secara global juga akan semakin menurun sementara permintaan pasar terus tumbuh. (MS1/MS1)