“Semua mahasiswa ke depan paham mengenai matematika, mengenai statistik, mengenai ilmu komputer, paham mengenai bahasa, bukan Inggris saja, tapi bahasa coding akan lebih penting nantinya,” lanjutnya.
Presiden menyebutkan, Indonesia memiliki potensi besar di sektor ekonomi digital. Pasar digital Indonesia bahkan tumbuh pesat jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Indonesia juga memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi digital di Asia Tenggara yaitu sebesar 40 persen.
“Kita prediksi di 2025, pasar digital kita akan meningkat sampai di angka 146 miliar Dolar AS. Ini artinya potensinya Rp2.100 triliun. Ini bagian yang muda-muda untuk ngerjain ini, jangan diambil oleh negara-negara lain,” imbuhnya.
SDM yang ungguh, ujar Presiden, sangat penting dalam upaya Indonesia untuk mengembangkan ekonomi digital ini.
“Mahasiswa harus disiapkan untuk selalu siap belajar, karena perubahan akan muncul setiap hari, perubahan akan muncul setiap minggu, perubahan akan muncul setiap bulan, akan berubah terus dunia ini,” pungkasnya.
Turut mendampingi Presiden dalam acara tersebut yaitu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Plt. Wali Kota Bandung Yana Mulyana, dan Rektor Universitas Katolik Parahyangan Mangadar Situmorang.