Bobby Nasution mengaku, optimis bisa mewujudkannya, karena ekonomi syariah pertama kali diperkenalkan dan dipraktikkan di masjid, bukan melalui dunia perbankan. Itu sebabnya melalui program Masjid Mandiri ini, pemberdayaan ekonomi syariah harus dilakukan dari masjid dengan mengembangkan ekonomi syariah.
Diungkapkan Bobby, jumlah masjid yang ada di Kota Medan saat ini tercatat sebanyak 1.115 masjid dengan kondisi fisik yang sangat baik. Apabila seluruh masjid mensyiarkan ekonomi syariah, ia optimis tidak ada lagi jamaah yang mau menggunakan uang riba karena telah mengetahui betapa besarnya dosa melakukan praktik riba tersebut.
Tidak itu saja, Bobby juga berharap, jika program Masjid Mandiri berjalan sesuai yang diharapkan tentunya dapat mendukung pembangunan Islamic Centre yang sudah sangat lama dirindukan umat Islam Kota Medan.
Program Masjid Mandiri yang dibesut Bobby Nasution mendapat apresiasi dari Akademisi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Safwan Bukhari SE Msc IBF. Dikatakan Safwan, dirinya sangat mendukung, sebab tujuannya untuk mensejahterakan kemaslahatan umat, khususnya di sektor perekonomian.
Dalam membuat konsep Masjid Mandiri, ungkap Safwan, harus memperhatikan pengelolaan dana di masjid tersebut. Sebab, dana yang dikelola Badan kenaziran Masjid (BKM) berasal dari sedekah masyarakat sehingga pihak BKM tidak bisa sembarang memberi bantuan dengan mengambil keuntungan.
“Yang kedua Masjid Mandiri tersebut harus membangun baitul mal yakni rumah harta. Dimana konsep dari baitul mal ini adalah mengelola dana sedekah, infaq dan wakaf dari masyarakat, sehingga ada lembaga yang mengatur dana yang ada di dalam masjid tersebut agar bisa dikelola untuk kemaslahatan umat di sekitar masjid tersebut,” jelasnya saat ditemui, kemarin.
Selanjutnya, terkait pengelolaan dana masjid, Safwan menyarankan untuk mencontoh yang telah dilakukan jiran tetangga, Malaysia. Disebutkannya, Malaysia telah menggunakan dan memanfaatkan teknologi guna memberikan akses mudah kepada masyarakat untuk bersedekah. Salah satunya masyarakat di Malaysia bisa bersedekah dengan cara mentransfer dari mesin ATM yang disediakan pihak masjid. Dengan demikian masyarakat tidak perlu membawa uang tunai ketika hendak bersedekah, berinfak maupun berwakaf ke masjid.
“Program Masjid Mandiri yang diusung Wali Kota merupakan solusi konkret ekonomi umat ini sangat bagus dan pertama di Sumut. Tetapi pemerintah harus turut campur tangan dalam mengelola dana masjid agar tidak terjadi persengketaan dalam pengelolaan dana tersebut. Jadi secara tidak langsung, Pemko Medan harus mengontrol bagaimana dana tersebut bisa dikelola dengan baik untuk mensejahterakan ekonomi di sekitar masyarakat tersebut,” harapnya.
Sementara itu, Ketua BKM Masjid Al Yasmin Jalan Balai Desa Gg Wakaf, Asmi Kamal mengatakan, program Masjid Mandiri yang digagas Wali Kota merupakan suatu gebrakan yang sangat bagus bagi umat di Kota Medan, karena tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui program tersebut, ungkapnya, masjid tidak hanya sebagai tempat melaksanakan shalat semata, tapi juga harus dapat melihat kondisi masyarakat yang ada di sekitarnya.
Oleh karenanya, kata Asmi, mereka sangat mendukung program Masjid Mandiri dan program seperti ini belum pernah ada.