Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Rupiah Diramalkan Bakal Lanjutkan Penguatan

×

Rupiah Diramalkan Bakal Lanjutkan Penguatan

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Pekan depan kian terbuka dan melanjutkan penguatan rupiah pekan ini lantaran kurs dolar AS yang cenderung melemah dalam beberapa hari terakhir.

Peluang kurs rupiah untuk melanjutkan penguatan dimana pada Jumat (4/10), rupiah ditutup menguat ke level Rp 14.138 per dolar AS, menguat 0,24% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.172 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah menguat 0,25% dari level Rp 14.173 per dolar AS.

Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah ada di level Rp 14.135 per dolar AS, menguat 0,41% dari sehari sebelumnya. Selama sepekan, rupiah di kurs tengah BI menguat 0,44%.

Menurut Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengungkapkan, sepekan ini rupiah menguat terhadap dolar AS. Penguatan didukung oleh sentimen global maupun domestik. Termasuk data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cenderung buruk.

Baca Juga:   IHSG Berhasil Rebound Setelah Terjun ke Level Terendah

Apalagi aktivitas jasa melambat, manufaktur terkontraksi, plus perang dagang dengan Uni Eropa (UE) sangat berisiko membuat perekonomian AS tersendat, bahkan bukan tidak mungkin jatuh ke jurang resesi.

“Data AS yang buruk dan sentimen internal bakal mendorong kurs rupiah kembali menguat di pekan depan di kisaran Rp 14.100 per dollar AS hingga Rp 14.157 per dollar AS,” jelas Ibrahim.

Dari sentimen internal, Ibrahim menjelaskan dengan parlemen yang menduduki kursi pimpinan baik di DPR, DPD dan MPR menjadi berkah tersendiri, karena dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro dengan kepentingan rakyat.

Dengan begitu, tidak ada lagi interupsi/kritikan dari kubu parlemen sehingga pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan kembali fokus terhadap fundamental dan terus mengawasi perkembangan global akibat perang dagang dan rencana keluarnya Inggris dari Eropa atau Brexit.

Baca Juga:   Akhir April, Cadangan Devisa Mendekati USD125 Miliar