mediasumutku.com | JAKARTA – Berdasarkan Bloomberg pukul 14.09 WIB, rupiah ke Rp14.016 per dolar AS atau melemah 0,04% dari sesi sebelumnya. Laju melemah nilai tukar rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) terus berlanjut, Selasa (10/12/2019).
Sementara kurs di JISDOR menguat 0,12% di level US$ 14.004 per dolar AS dibandingkan penutupan rupiah kemarin US$ 14.021 per dolar AS.
Sekaligus mencatatkan penguatan rupiah enam hari beruntun. Ekonom Bank Permata Josua Pardede menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil di level 5% serta rendahnya inflasi jadi penyokong rupiah di tengah kenaikan indeks dolar AS.
Posisi dolar AS sebenarnya di atas angin usai data tingkat pengangguran bulan November yang turun dari 3,6% menjadi 3,5%. Selain itu, data tenaga kerja di luar sektor pertanian juga naik 266.000.
Di sisi lain, pelemahan yuan akibat data perdagangan China yang negatif juga tak mampu menghadang penguatan rupiah.
Sementara untuk hari ini, pasar masih menanti kebijakan AS terkait rencana pengenaan tarif pada produk asal China senilai US$ 156 miliar pada 15 Desember mendatang.
Pelaku pasar juga memperhatikan FOMC Meeting yang dilaksanakan 11 Desember mendatang. “Pernyataan The Federal Reserve usai FOMC mengenai arah kebijakan di tahun depan juga masih dinanti pelaku pasar,” kata Josua, kemarin.
Karena itu, Direktur Garuda Berjangka Ibrahim juga memprediksi kurs rupiah hari ini kembali menguat dalam rentang Rp 13.990-Rp 14.040 per dolar AS.
Sedangkan Josua memperkirakan, kurs rupiah hari ini bergerak dalam kisaran Rp 14.000-Rp 14.075 per dolar AS.