mediasumutku.com | MEDAN – Difteri adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Penyakit tersebut bisa dicegah dengan imunisasi secara rutin.
“Penyakit difteri sebetulnya bisa dicegah dengan imunisasi. Seharusnya, penyakit ini sudah tidak ada lagi,” ujar Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) Anak RSUP HAM, dr Ayodhia Pitaloka Pasaribu, Senin (9/12/2019).
Kata Ayodhia, bila penyakit ini muncul maka cakupan imunisasi tidak terlalu baik. “Kalau satu kasus ada, maka akan ada kasus-kasus penyakit yang lain. Untuk menuntaskannya tidak bisa satu atau dua tahun saja. Sebagai contoh Rusia, negara itu butuh 10 tahun untuk membereskan difteri. Jadi, Indonesia juga membutuhkan waktu yang cukup panjang juga. Makanya, kita akan tetap ada kasusnya apabila imunisasinya cakupan tidak ditingkatkan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, penularan penyakit tersebut lewat udara. Misalnya, melalui bersin atau batuk, bakteri atau kumannya akan berpindah kepada orang yang kontak langsung. “Makanya, sangat dianjurkan menggunakan masker apabila ada yang sakit,” terang Ayodhia.
Ia menambahkan, gejala khas penyakit ini batuk dan pilek biasa. Selanjutnya, demam tetapi tidak tinggi.
“Jika ada yang mengalami gejala tersebut ditambah nyeri menelan, terutama pada usia anak-anak maka sebaiknya langsung ke pusat kesehatan supaya mendapat pemeriksaan. Apabila dokternya mendapat selaput putih dalam mulutnya dan mudah berdarah bila disentuh, maka diagnosa perbandingan difteri harus masuk. Meskipun ada jenis penyakit yang lain pada gejala tersebut,” tukasnya.