Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
EkonomiHeadlineSumut

Sepatu Bunut Kisaran, Bertahan dan Jadi Saksi Kejayaan Karet di Asahan

×

Sepatu Bunut Kisaran, Bertahan dan Jadi Saksi Kejayaan Karet di Asahan

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Asahan – Kepopuleran sepatu bunut yang diproduksi di Kabupatan Asahan di jamannya sampai ke pelosok negeri. Akan tetapi, tak banyak yang mengetahui sejarah dan asal muasal pengrajin sepatu yang selama puluhan tahun bertengger dipinggiran jalan lintas Sumatera Asahan, persisnya di Jalan Ahmad Yani Kelurahan Bunut Kecamatan Kisaran Barat ini.

Sepatu Bunut, tak sudah tak asing lagi di telinga penyuka sepatu kulit, yang distribusi produknya menembus pasar Nusantara dan Mancanegara ini. Menelusuri jejak sepatu kebanggan orang Asahan ini.

Salah seorang pengrajin sepatu Bunut, Utomo menuturkan, ketika itu ia beserta beberapa pemuda setempat bekerja di pabrik getah bernama Uni Royal (sekarang berubah nama menjadi PT. BSP Tbk, red) pada bagian pembuatan sepatu yang dipegang oleh pemodal asing asal Amerika pada tahun 1970-an.

Baca Juga:   Agrowisata Kwala Bali Farm Diresmikan, Destinasi Wisata di Sergai Makin Beragam

“Saya tak ingat pasti itu tahun berapa, yang jelas sekitar tahun 70-an ada dahulu pabrik sepatu disini yang dipegang oleh orang Amerika, dan pekerjanya pemuda sini. Kami diajarkan cara membuat sepatu kulit yang ketika itu kulitnya di impor dari eropa, sedangkan tapak sepatunya berasal dari pengolahan karet di perkebunan Asahan ini (PT Uni Royal red), hasil kerajinan pembuatan sepatu tersebut kemudian dijual ke eropa dan amerika” tuturnya.

Pasang surut usaha perkebunan karet waktu itu berdampak pada pabrik sepatu Bunut Shoes hingga akhirnya pabrik tersebut gulung tikar. “Seingat saya, pabrik sepatu itu bangkrut di tahun 1976, puluhan pemuda yang bekerja di pabrik tersebut terpaksa kehilangan pekerjaan” kenangnya.

Baca Juga:   Ini Dia Seleksi Desa/Kelurahan Terbaik Tingkat Provinsi 2021

Berbekal dengan keterampilan yang dimiliki Sutomo beserta teman-temannya yang merupakan mantan pekerja pabrik sepatu mencoba memulai kembali usaha pembuatan sepatu secara individu dengan mencari bahan bakunya sendiri mulai dari kulit dan sol tapak sepatu dan menjahitnya sendiri hingga akhirnya mereka mengumpulkan hasil produksinya dan di jual di pinggiran jalan lintas di Bunut.

“Masyarakat sekitar sini memulai usaha menjahit sepatu kulit dan menjualnya sendiri yang label Bunut Shoes nama tersebut diambil dari nama daerah asal pengrajinnya pada tahun 1987” ucapnya.

Kini para pengrajin sepatu Bunut Shoes yang sejak tahun 1987 ini ramai berjejer di sepanjang jalan Ahmad Yani kelurahan Bunut ini terus mencoba mempertahankan sejarah nama besar mereka. Untuk mendapatkan sepatu hasil karya anak Bunut ini cukup merogoh kocek 200 sampai 400 ribu rupiah untuk satu pasangnya.

Baca Juga:   Sumut Kembali Terima 32.880 Dosis Vaksin Covid-19 untuk 30 Kabupaten/Kota