Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Peristiwa

Sudah 27.070 Ekor Babi Bati Akibat Virus Hog Cholera

×

Sudah 27.070 Ekor Babi Bati Akibat Virus Hog Cholera

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | MEDAN – Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Utara (Sumut) mencatat, saat ini sebanyak 27.070 ekor babi mati akibat virus hog cholera atau kolera babi.

Menurut Kepala Balai Veteriner Medan, Agustia mengatakan, dalam satu hari tercatat 1.000 sampai 2.000 ekor babi mati di Sumut.

“Kematiannya terjadi sangat cepat. Dalam satu hari angka kematian yang terlapor rata-rata 1.000 sampai 2.000 ekor per hari. Ini data yang kita terima dari DKPP,” katanya.

Angka 27.070 babi yang mati tersebut menyebar di 16 Kabupaten yakni di Dairi, Humbang Hasundutan (Humbahas), Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.

Baca Juga:   Diduga Terlindas Truk Tronton, Seorang Mahasiswa Tewas Menuju RS

“Kematian 27.070 ekor babi atau sekitar 2,7 persen dari populasi babi di Sumut 1.229.742 ekor, hanya terjadi di 16 kabupaten dan kota,” jelasnya.

Menurut Agustia, pihaknya yakin masih ada warga yang tidak melaporkan kematian babinya karena faktor jarak atau lokasi, dan menguburnya secara swadaya.

“Kami berharap apabila ada ternak babi warga yang mati segera melaporkannya kepada pihak yang berwajib,” ucapnya.

Virus hog cholera sudah pernah di-declare tak lama setelah kematian ribuan babi di Sumut kurun waktu 1993-1995. Kasusnya juga bermula dari Dairi, tercatat kematian serentak kemudian menyebar di beberapa kabupaten lainnya.

“Berdasarkan ilmunya, ini akan habis semua. Karena pemain di case ini hog cholera ada, penyakit bakterial ada, ASF juga terindikasi. Apakah declare menunggu habis semua enggak, ini masih terus dibahas. Sedang dicermati,” ungkapnya.

Baca Juga:   Bus Murni vs Truk Fuso Saling 'Berciuman' Sampai Memakan Korban Jiwa

Agustia menuturkan, angka kematian itu sudah dilaporkan ke Direktur Kesehatan Hewan dan Dirjen Peternakan setelah dilakukan analisis menyeluruh dari beberapa komponen, yakni hasil uji lab terdapat reaksi terhadap Afrikan Swine Fever (ASF).

Kemudian kajian secara epidemologi, terkait dengan mulai kapan terjadi, berapa yang mati dan sakit, dan terkait pola dan penyebarannya.

“Untuk men-declare apakah kematian babi di Sumut diakibatkan ASF, keputusannya ada di Jakarta. Declare atas penyebab kematian babi di Sumut dampaknya besar dan tidak bisa dilakukan secara serta merta dikeluarkan,” tuturnya.