mediasumutku.com| MEDAN- Pedagang tahu maupun tempe mengeluhkan pasokan tahu untuk dijual akan mengalami penurunan nantinya atau bahkan tidak akan ada tahu sama sekali alias langka.
Bahkan, akan ada aksi mogok produsen tahu yang dilakukan di wilayah Medan dan sekitarnya. Dari beberapa pedagang yang ditanyakan, mogok ini akan berlangsung hingga selasa pekan depan.
“Meskipun saya belum mendapatkan jawaban langsung dari pengusaha tahu terkait dengan kabar dari pedagang tersebut. Dari hasil pembicaraan saya pada sejumlah produsen tempe, ada pedagang yang lebih memilih berjualan meskipun harus menghadapi sejumlah resiko. Salah satu resikonya dalah barang kemungkinan tidak laku dan berpeluang kembali lagi ke produsen,” kata Ketua Pemantau Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, Rabu (10/2/2021).
Sejauh ini banyak produsen yang menjual tahu atau tempe dengan cara titipan. Artinya, dititipkan dahulu baru nanti diminta pembayaran. Dan masalah kian besar karena ada kenaikan harga kedelai.
“Yang saya pantau dijual dikisaran Rp 9.650 perkilogram meskipun ada yang menjual lebih mahal. Sejauh ini harga kedelai yang mahal tersebut sudah berlangsung cukup lama,” ujarnya.
Namun, Gunawan melihat, konsumsi masyarakat yang menurun akibat memburuknya daya beli. Ditambah kenaikan harga tempe maupun tahu. Membuat produsen harus mensiasatinya dengan sejumlah langkah. Walaupun, langkah-langkah tersebut tetap tidak membuat banyak pelaku usaha bisa menyelamatkan bisnisnya.
“Guna menghindari barang-barang yang tidak laku kapasitas produksi diturunkan. Atau dengan cara menaikkan harga. Tetapi, menaikkan harga membuat penjualan turun. Efisien pada sisi produksi justru menggerus keuntungan. Alhasil banyak pelaku usaha yang terpaksa menutup sementara usahanya. Belum ada konfirmasi yang akan menutup secara permanen sejauh ini,” ujarnya.
Akar masalahnya memang ada pada kenaikan harga kedelai. Banyak komponen biaya impor yang naik belakangan. Belum lagi kenaikan harga komoditasnya itu sendiri. Ditambah daya beli masyarakat yang bermasalah karena resesi akibat pandemic covid 19. Masalah menjadi kian besar yang kita hadapi.
“Apa yang harus dilakukan kalau dari produsen tempe maupun tahu. Selama ini mereka mengharapkan adanya kompensasi biaya produksi. Mulai dari keringanan listrik, hingga harapan penurunan harga bahan baku. Dan banyak dari mereka yang mengharapkan bantuan operasional, belum lagi harapan akan adanya relaksasi pembiayaan di tengah kondisi serba sulit seperti sekarang ini,” katanya. (MS11)