Scroll untuk baca artikel
ArtikelEkonomiHeadline

Tahun 2020, Bisnis Kopi dan Minuman Bercitarasa Kopi Masih Tetap Eksis

×

Tahun 2020, Bisnis Kopi dan Minuman Bercitarasa Kopi Masih Tetap Eksis

Sebarkan artikel ini
Barista menjadi andalan sebuah cafe yang menjual beragam jenis kopi

Mediasumutku,com | Bisnis kopi sepertinya masih akan tetap eksis di tahun 2020, atau menurut kalender China disebut tahun Tikus Logam. Beberapa tahun belakangan banyak sekali para pengusaha yang menjajal bisnis kopi.

Seperti munculnya beberapa merek kopi lokal dengan harga terjangkau, antara lain Kopi Kenangan, Kopi Janji Jiwa, Kopi Tuku, Kopi Kulo, Anomali Coffee, dan banyak bisnis kopi kekinian lainnya.

Beberapa merek kopi pun menyediakan kemitraan waralaba, sehingga masyarakat luas dapat turut menjajal bisnis ini.
Melihat keadaan itu, Chairman of Executive Board Irvan Helmi Anomali Coffee berpendapat hingga 2020 usaha perkopian masih tetap eksis.

“Menurut saya masih eksis banget dong, banyak indikasinya yang mendorong para pengusaha akan tetap membuat usaha kopi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Irfan mengatakan, indikator pertama adalah pangsa pasar masih membutuhkannya. Ia melihat pasar yang berada di usahanya sendiri yaitu Anomali pertumbuhannya mencapai 8 sampai 9 persen.

“Kalaupun tahun ini menurun paling juga enggak jauh-jauh banget yah paling 7 atau 8 persen,” jelasnya.

Kedua, kata Irfan, banyak sumber ilmu yang didapatkan mengenai kopi baik dari cara pengelolaannya, cara penyajian bahkan budidayanya.

Baca Juga:   Dandenma AAL Terima Laporan Korps Kenaikan Pangkat 64 Personil

“Kayak di kita, kita ada buat kurikulum khusus yang diberikan keberapa orang yang nanti kurikulum tersebut bisa di share ke para petani atau ke pengusaha kopi, jadi mereka sedikit besarnya ngerti,” katanya.

Tanaman Kopi

Irvan menambahkan saat ini Anomali sudah memiliki banyak cabang yang pertumbuhan pendapatannya meningkat seperti di Medan dan Ubud, Bali.

Bahkan rencananya, Anomali akan membuka usaha bukan hanya di kedai kopi melainkan akan menyasar sampai ke supermarket.

“Target kita tahun 2020 ini khusus di Jakarta kita mau coba buat kopi kita, kita jual di beberapa Supermarket tapi masih dalam tahap proses dalam waktu dekat ini,” pungkasnya.

Tak jauh berbeda dengan pendapat Haris Hartanto yang sudah berkiprah di bisnis kopi selama 5 tahun. Sejak merintis The Coffeenatics di Jalan Cik Ditiro Medan, Haris tidak serta merta menjadi pebisnis yang instant. Ia belajar meracik kopi dan menjadi barista sejak kuliah di Australia.

“Bisnis kopi masih sangat menjanjikan, karena setiap hari pasti masih banyak orang yang minum kopi. Hanya saja, masyarakat perlu diedukasi terkait kopi yang enak dan bagus itu seperti apa, bukan hanya sekadar minum kopi yang warnanya hitam sementara bahan kopinya campuran,” kata Harris.

The Coffeenatics yang ia rintis bersama rekannya butuh waktu untuk mengenalkan minuman kopi yang mereka ramu. Secara perlahan, masyarakat Kota Medan khususnya kaum millenial sudah mengenal rasa kopi produksi dari Coffeenatics.

Baca Juga:   DPD RI Minta Pemerintah Tunda Pilkada Serentak 2020

“Untuk mendapatkan kopi terbaik saat ini tidak mudah, kita perlu bermitra dan turun langsung ke sentra kopi di Simalungun atau kota lainnya seperti di Aceh. Kita bersinergi dengan petani untuk mendapatkan kopi dengan kualtias ekspor,” paparnya.

Sementara untuk tempat atau cafe yang sekarang jadi tempatnya mengembangkan usaha, Harris mendesain tempat usahanya dengan citarasa kafe di Australia, sejak dari pelataran terbuka di depan kafe, hingga ke ruangan di lantai dua.

“Konsepnya hommy,” kata Harris. Di lantai II, Harris memproyeksikan sebagai bagian dari komunitas. Sebuah meja besar bisa dipakai oleh pengunjung untuk bekerja secara pribadi menggunakan perangkat mobile.

Untuk urusan chef di Coffeenatics, Haris mengajak adiknya Boris. Sementara untuk baristanya atau pembuat kopi, Harris mengajak Norita Chai yang sudah profesional dalam urusan kopi. Dengan maksud mengedukasi masyarakat penikmat kopi di Medan, Harris dan tim tidak canggung turun langsung ke pelanggan. Misalnya soal rasa kopi.

Baca Juga:   Apresiasi Evaluasi KPRBN, Hassanudin Berharap Berdampak Positif pada Tugas dan Kinerja

“Kami lebih ingin memperkenalkan ke masyarakat bahwa kopi ini bukan hanya pahit tetapi memiliki karakter yang berbeda, dan rasanya juga berbeda,” paparnya.

Di beberapa negara termasuk Australia sebagai tempat saya belajar barista, tambah Harris, penikmat kopi disana sudah paham sekali tentang karakter kopi yang jenisnya sangat beragam. Dari rasanya saja, mereka sudah mengetahui bahwa kopi tersebut berasal dari negara mana dan daerah mana.

Yang pasti, tandas Harris jika digeluti dengan sabar dan kerja keras, bisnis kopi di tahun 2020 ini masih tetap eksis. Tergantung bagaimana kita mengemas dan mengenalkannya kepada masyarakat, khususnya kaum millenial yang memiliki gaya hidup berbeda dengan anak-anak muda zaman dulu. (MS9/bs)