Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Pendidikan

Tiga Dosen UMSU Latih Komunikasi Krisis Pengelolaan Homestay di Pulau Samosir

×

Tiga Dosen UMSU Latih Komunikasi Krisis Pengelolaan Homestay di Pulau Samosir

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com|MEDAN-Tiga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) memberikan pelatihan bagaimana mengelola komunikasi krisis dalam pengelolaan homestay pada saat pandemi Covid-19 di desa wisata di Pulau Samosir.

Pelatihan ini diberikan melalui kegiatan program kemitraan masyarakat atau PKM di Desa Lumban Suhi Suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, belum lama ini.

Ketiga dosen UMSU tersebut yakni, Dr. Siti Hajar, M.SP., Dr. Faustyna, M.IKom, dan Dr. Puji Santoso, M.SP.

Dalam materi pelatihan program PKM itu, Dr.Siti Hajar,M.SP, selaku Ketua tim PKM FISIP UMSU, mengatakan, satu desa wisata bukan saja menjadi sebuah fasilitas yang berupa akomodasi saja, akan tetapi menjadi sebuah sarana pertukaran budaya yang menjadi suatu atraksi karena menjual interaksi antara wisatawan dengan pemiliknya dan mengandung adat istiadat, budaya, dan kebiasaan penghuninya.

“Dengan demikian, homestay merupakan salah satu cara untuk mengembangkan desa wisata berbasis kearifan lokal di Desa umban Suhi Suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Sehingga, kesejahteraan masyarakat di sini dapat meningkat dan membuka lapangan pekerjaan baru,” kata Dr.Siti Hajar, di depan para warga peserta pelatihan yang bertempat di Balai Desa Lumban Suhi Suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Jumat akhir pekan lalu.

Baca Juga:   Menko PMK: UMSU Berhasil Ubah Revolusi Mental Manusia Indonesia

Di Desa Lumban Suhi Suhi Toruan ini telah memiliki 17 homestay yang dikelola oleh masyarakat lokal. Homestay yang dimiliki oleh desa wisata ini dinilai belum memenuhi syarat nasional yang telah ditetapkan yaitu tentang tingkat kebersihan dan kenyamanan. Homestay adalah penginapan yang dikelola oleh masyarakat lokal atau penduduk yang berbentuk rumah.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Desa Lumban Suhi Suhi Toruan, bahwa terdapat permasalahan dalam mengelola homestay yang dikelola oleh masyarakat. Masyarakat desa setempat dinilai belum memiliki pemahaman dan pengetahuan tentang manajemen pengelolaan homestay yang baik dan benar.

Padahal, sesuai dengan standarnya, mengelola homestay itu dituntut harus mempunyai pengetahuan manajemen yang baik meliputi manajemen pemasaran, keuangan, sampai pada manajemen pelayanan. Tingkat kemampuan pengelolaan seperti yang diarahkan oleh pemerintah inilah menjadi permasalahan terbesar bagi masyarakat dalam mengelola homestay, dan juga disebabkan keterbatasan wawasan dan informasi terkait mengelola homestay yang baik dan benar.

Homestay merupakan rumah penduduk yang dijadikan penginapan, maka harus memiliki keunikan tersendiri dan mencerminkan ciri khas dari desa wisatanya sehingga berbeda apabila dibandingkan dengan hotel atau penginapan konvensional.

Baca Juga:   13 Instansi Terima Program Magang Kampus Merdeka Mahasiswa STMIK Royal Kisaran

Widawati (2020), mengungkapkan, bahwa homestay juga sebuah bentuk usaha pariwisata yang harus terus dikembangkan sehingga mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya, dan harus dijalankan secara profesional sesuai dengan standar pelayanan.

 

“Pengelolaan homestay di Desa Lumban Suhi Suhi Toruan diharapkan dapat mengembangkan desa wisata sekaligus melestarikan warisan budaya yang dimiliki, karena homestay juga termasuk atraksi dan fasilitas yang dapat menjadi daya tarik wisata,” ujar Siti Hajar, yang juga doktor alumni Universitas Brawijaya, Jawa Timur ini.

Di tempat yang sama, dosen Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UMSU. Dr. Faustyna,M.M.,M.Ikom mendorong masyarakat desa Lumban Suhi suhi Toruan yang menjadi pengelola homestay untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap para wisatawan yang berkunjung di destinasi wisata Paloh Naga Denai Lama.

Caranya,kata Faustyna, dengan memahami komunikasi krisis apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini untuk dapat menggairahkan kunjungan wisatawan asing maupun wisatawan lokal ke desa ini.

“Misalnya, menyediakan aneka makanan dan minuman yang enak, tempat wisata yang dibuat senyaman mungkin, sehingga pelayanan yang diberikan ramah dan menyenangkan. Hal ini kita lakukan agar jangan sampai para wisatawan merasa tidak nyaman dan mengeluh soal makanan dan minuman atau fasilitas yang ada di homestay ini,” ujar doktor ilmu komunikasi alumni Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung ini.

Baca Juga:   Konsultasi Publik RUU IKN Dengarkan Masukan Akademisi

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang memaknai konsep pariwisata tentang kearifan lokal sebagai upaya mengembangkan warisan budaya. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang memaknai konsep pariwisata tentang kearifan lokal sebagai upaya mengembangkan warisan budaya.

Sementara itu, Kepala Desa Lumban Suhi Suhi Toruan, Raja Sondang Simarmata, menyatakan berterima kasih atas kepedulian para doktor dosen FISIP UMSU ini yang telah sudi berbagi ilmu pengetahuan kepada warganya yang memiliki kemampuan terbatas dalam peneglolaan homestaf di desa ini.

Raja mengharapkan, setelah pelatihan ini, warga desa yang menjadi pemilik dan pengelola homestay ini dapat mengembangkan desa wisata berbasis kearifan lokal sehingga warisan budaya dapat dilestarikan. Dengan demikian, kata dia, Desa Lumban Suhi Suhi Toruan menjadi desa wisata kreatif penghasil kain tenun ulos yang melestarikan warisan budaya suku Batak.

Dr. Siti Hajar menambahkan, bahwa kegiatan PKM UMSU ini memang diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pengelola homestay agar dapat melakukan atraksi dan memberikan fasilitas yang nyaman untuk para wisatawan ketika datang berkunjung ke desa wisata kreatif penghasil ulos di Desa Lumban Suhi Suhi Toruan. (MS7)