Scroll untuk baca artikel
HeadlineInternasionalKesehatan

Ular atau Kelelawar Penyebar Virus Corona di China

×

Ular atau Kelelawar Penyebar Virus Corona di China

Sebarkan artikel ini
Ular atau kelelawar (Internet)

mediasumutku | China : Perdebatan terkait penyebaran virus corona yang begitu cepat ke berbagai negara membuat para ilmuwan melakukan penelitian mendalam terkait penyebabnya. Kalangan ilmuwan kesehatan memperdebatkan, apakah ular atau kelelawar sebagai biang virus corona yang kini menjelma menjadi wabah mematikan di China.

Analisis terbaru para ilmuwan China menunjukkan virus ini ditularkan dari kelelawar ke ular kemudian ke manusia. Sup kelelawar dilaporkan sebagai hidangan yang tak biasa namun populer di Wuhan, lokasi epidemi virus corona.

Para pakar yang berafiliasi dengan sejumlah perguruan tinggi di Inggris berselisih paham soal ular dengan mengatakan kelelawar yang lebih memungkinkan sebagai biang utama.

BACA JUGA : Info Terbaru, 830 Kasus Virus Korona Terkonfirmasi, Korban Meninggal Bertambah Jadi 25 Orang

Baca Juga:   Kabiro Kesra Sumut : Pemberian Beasiswa Harus Memenuhi Kriteria Nilai Ihksan Sesuai Diatur Dalam Pergub

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Medical Virology, Rabu (22/1/2020), membandingkan asal virus baru itu dengan patogen lain dari lokasi dan spesies tertentu.

Penelitian tersebut menyimpulkan wabah yang dinamai 2019-nCoV oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu merupakan kombinasi virus corona yang ditemukan di dalam kelelawar dan organisme misterius lainnya yang bersemayam di dalam ular sebelum menular ke manusia.

“Hasil yang didapat dari analisis evolusioner kami yang pertama kali ular sebagai binatang liar di air yang menjadi biang 2019-nCoV,” demikian sejumlah peneliti dari Peking University, Guangxi University of Chinese Medicine, Ningbo University, dan Wuhan University of Bionengineering.

Namun sejumlah pakar dari Pusat Penelitian Virus MRC-University of Glasgow (CVR) dan Xi’an Jiaotong-Liverpool University berselisih soal penemuan tersebut. Dalam forum diskusi kesehatan pada Kamis, mereka berargumentasi 2019-nCoV tersebut sangat erat kaitannya dengan beberapa virus yang bersumber dari kelelawar.

Baca Juga:   Hari Ini, Seorang Tenaga Medis Warga Asahan Positif Covid-19 Hasil Uji Swab

BACA JUGA : Virus Korona, Korut Tolak Kedatangan Wisatawan Asing

“Tidak ada bukti keterlibatan ular. Meskipun ada kecenderungan virus corona berpencar, keterlibatan spesies lain tidak bisa diabaikan. Hal ini juga membuka kesempatan spesies selain kelelawar juga bertanggung jawab sebagai pemicu wabah yang mulai merebak di Wuhan,” tulis Kepala Bioinformatika CVR David L Robertson sebagaimana dikutip laman berita Caixin.

Namun penelitian yang pertama tersebut mengidentifikasi ular sebagai biang sekaligus pertama kali terinfeksi 2019-nCoV yang kemudian menular ke binatang liar lainnya di Pasar Huanan, Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Pasar Huanan memperjualbelikan berbagai jenis hasil laut, unggas, ular, kelelawar, dan binatang ternak.

Hingga Kamis, tercatat 617 orang terinfeksi virus yang menyebabkan pneumonia berat dengan 17 orang di antaranya meninggal dunia. Sejak pukul 10.00 waktu setempat (09.00 WIB), kota berpenduduk 11 juta jiwa itu masuk program karantina. Semua akses jalan menuju Wuhan ditutup total, termasuk jalan bebas hambatan, stasiun kereta api, dan bandara.

Baca Juga:   Sebaran Kasus Terpapar Corona Semakin Bertambah, Apa Sebab?