TANJUNGBALAI – Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) telah banyak membantu masyarakat Indonesia dalam memperoleh pelayanan kesehatan termasuk bagi peserta segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Salah satu peserta PBI yang telah menerima manfaat tersebut adalah Dawarni (56). Ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Tanjungbalai saat mengurus kepesertaan JKN-KIS sang cucu. Wanita yang kesehariannya berkerja sebagai tukang cuci keliling ini bersedia menceritakan pengalamannya memanfaatkan JKN-KIS.
“Tiga tahun yang lalu, ada benjolan di bawah payudara kanan saya. Namun saya tidak ambil pusing karena saya pikir akan kempis sendiri. Saya juga tidak merasakan sakit,” kata warga Kelurahan Selat Lancang, Kota Tanjungbalai tersebut saat berbincang bersama wartawan, Kamis (31/12/2021).
Lama-kelamaan benjolan tersebut menganggu aktifitasnya terutama saat tidur, hingga pada akhirnya Dawarni memutuskan untuk memeriksakan kondisinya ke Puskesmas. Setelah menjalani pemeriksaan selama seminggu, akhirnya ibu dari lima orang anak tersebut menjalani operasi pengangkatan benjolan yang dikenal dengan lipoma tersebut.
“Setelah saya periksakan ke Puskesmas, saya disuruh periksa lebih lanjut ke RSUD Dr. Tengku Mansyur, Kota Tanjungbalai. Setelah diperiksa selama seminggu untuk tes darah, rontgen dan juga sudah ada persetujuan keluarga, akhirnya saya dioperasi untuk mengangkat benjolan itu bulan April 2019,” ungkap Dawarni.
Benjolan lipoma yang termasuk tumor jinak, bisa teraba dengan jelas karena letaknya di bawah permukaan kulit dan akan terasa lunak jika disentuh. Benjolan tersebut juga tidak menimbulkan rasa sakit dan bisa sedikit bergeser jika ditekan.
“Saya bersyukur sekali mendapat pelayanan yang baik dan ramah dari Puskesmas dan rumah sakit. Ruang rawat inapnya juga nyaman,” tutur wanita paruh baya ini.
Dawarni juga bersyukur karena tidak pernah dimintai biaya selama memanfaatkan kepesertaan JKN-KIS miliknya saat mengakses pelayanan kesehatan.
“Selama saya menggunakan JKN-KIS ini, saya tidak pernah dimintai biaya. Mulai dari pemeriksaan, operasi, rawat inap selama lima hari, obat-obatan setelah operasi dan obat-obatan untuk reumatik setiap bulan juga saya selalu diberikan gratis. Kami sangat terbantu,” ungkap istri dari tukang becak tersebut.
Dawarni saat ini mengaku ingin menjalani hidup sehat agar kejadian yang sama tidak lagi ia alami.
“Sekarang semua pantangan dokter saya hindari agar tidak ada benjolan-benjolan seperti itu lagi. Saya sudah tidak pernah makan mie instan atau yang berpengawet. Telur ayampun hanya makan telur ayam kampung. Sekarang juga semakin banyak minum rebusan daun dan herbal. Saya ingin lebih sehat saja,” tutup Dawarni. (MS10)