Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Artikel

Waspadai ‘Bola Salju’ yang Menyebabkan Anak Bunuh Diri

×

Waspadai ‘Bola Salju’ yang Menyebabkan Anak Bunuh Diri

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.comI Dewasa ini semakin banyak ditemukan kasus bunuh diri. Salah satunya adalah kalangan remaja. Orang tua perlu bijak melihat hal ini. Karena sebelum terjadi, si anak sudah mengirim ‘sinyal’akan rasa kelelahan jiwa yang dialaminya.

Saat anak beranjak remaja, semakin sulit bagi orangtua untuk mengetahui pikiran dan perasaan mereka. Anak remaja sudah pandai menyembunyikan perasaan. Sehingga penting bagi orangtua untuk mengenali kondisi anak demi mencegahnya depresi serta menjauhkan dari risiko bunuh diri.

Berikut lima hal yang bisa orangtua lakukan guna menjauhkan anak dari risiko bunuh diri seperti mengutip Healthy Children dan dikutip dari liputan6.com.

1. Jangan biarkan anak depresi berkepanjangan

Setiap anak pasti pernah mengalami hari yang buruk. Namun, bila melihatnya tampak sedih yang berlangsung dalam beberapa minggu berarti ada sesuatu dengan anak.

Baca Juga:   Sinopsis 2 Episode Terakhir Drama The World of The Married

Orang-orang depresi cenderung menyembunyikan perasaannya. Jika melihat perubahan perilakunya, jangan tunggu anak bercerita. Lebih baik tanyakan secara baik-baik padanya, “Kamu terlihat sedih, Nak? Mau cerita? Mungkin Ayah/Ibu bisa membantu.”

2. Perkuat insting

Ada banyak studi yang mengungkapkan remaja melakukan tindakan bunuh diri karena kurang komunikasi dengan anggota keluarga. Bisa jadi dia memiliki masalah, tapi tidak mengungkapkannya kepada orangtua hingga akhirnya menjadi fenomena bola salju besar yang berakhir dengan depresi.

Jika insting Anda sebagai orangtua merasa ada sesuatu yang berbeda dengan anak, perbanyak komunikasi dengannya.

3. Jangan abai bila dia bilang mau bunuh diri

Orangtua sebaiknya tidak menganggap santai saat anak pernah mengatakan atau menulis ‘Aku mau mati’ atau ‘Aku tidak peduli lagi’. Dalam banyak kasus, anak-anak yang mencoba bunuh diri sebenarnya sudah memberi kode ke orangtua bahwa mereka bermaksud bunuh diri.

Baca Juga:   Bakso Bom Cabang Perbaungan Booming, Warga Terpikat Nikmatnya Bakso Daging Sapi

4. Segera cari bantuan psikolog atau psikiater

Jika memang dirasa terjadi gangguan pada emosi anak, konsultasikan dengan psikolog atau psikiater. Semakin lama membiarkan kondisi ini, semakin membuat terpuruk.Lakukan pendekatan agama untuk mengisi jiwa yang kosong dalam diri anak. Lebih dekanlah Anda dengan mereka. (MS4)