Medan, Mediasumutku.com -– Suksesi kepemimpinan Partai Golkar Sumut mulai ramai diperbincangkan publik. Beberapa nama dinilai layak menakhodai partai dengan tagline Suara Rakyat Suara Golkar.
Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Sumatera Utara (USU), Faisal Andri Mahrawa SIP MSi yang kerab berbicara di depan publik menilia sebagai partai besar, Partai Golkar Sumut harus memiliki nakhoda dari kalangan kader yang sudah mengakar.
Pandangan itu disampaikan Faisal Andri dalam sebuah diskusi, yang berhasil diwawancarai wartawan.
“Partai Golkar itu kapal besar. Harus dipimpin sosok yang punya pengaruh hingga pada tingkat kelurahan/desa dan lingkungan,” kata Pengamat Politik FISIP USU yang kerap menjadi narasumber dalam diskusi tentang kepartaian dan Pemilu, Selasa (9/7/2019) di sebuah kafe yang berada di pelarataran USU.
Faisal menyatakan yang perlu digarisbawahi adalah, Partai Golkar Sumut selalu sukses di pimpin kader yang menjadi kepala daerah di Sumatera Utara.
Satu nama kader Golkar yang jadi kepala daerah di Sumut ini adalah Ali Sutan Harahap. Ali Sutan bergelar Tengku Sutan Oloan (TSO) itu diprediksi bakal mampu mengembalikan pengaruh Golkar di Sumatera Utara.
“Saya menilai TSO kader Golkar yang mengakar. Sudah dua periode jadi Bupati Palas sampai saat ini. Meski low profile, tapi diterima luas masyarakat bawah dan elite,” ujar Faisal.
Faisal juga menilai Kabupaten Palas yang dipimpin TSO merupakan kantong suara Partai Golkar.
“Palas ini bagian dari Tabagsel yang memang basis Partai Golkar. Ini juga jadi pertimbangan bahwa TSO tepat memimpin Partai Golkar Sumut ke depan,” sebut Faisal.
Saat ini Partai Golkar Sumut tengah mewacanakan untuk menggelar Musyawarah Daerah yang dipercepat memilih ketua baru setelah H Ngogesa Sitepu dilengserkan dari jabatannya sejak Juli 2018 atau beberapa bulan jelang Pemilu 2019 dan digantikan Ahmad Doli Kurnia Tanjung sebagai Pelaksana Tugas (Plt).
Belum dapat dipastikan kapan Musda Golkar Sumut akan berlangsung. Namun banyak pihak menyebutkan, Musda Partai Golkar Sumut akan dihelat setelah Partai Golkar menggelar Munas untuk memilih Ketua Umum. (dk)
