Mediasumutku.comI Suatu hari saat ada salah seorang kerabat yang hendak ibadah Haji dan minta dibuatkan sambal teri. Sepulang dari tanah suci, sang kerabat sangat gembira. Memberi kabar Sambal terinya tahan lama dan memudahkannya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ketika berada di Makkah.
Hal itu menjadi cikal bakal Rini Angriani berminat menekuni usaha sambal teri. Tahun 2015 dengan modal Rp 2 Juta Rini Angriani bersama kakak dan adiknya berjoint, memutuskan untuk menekuni usaha sambal teri yang kemudian diberi nama usaha Assa Snack.
Dari usaha sambal teri, menyusul kemudian tempeyek kacang hijau, rempeyek kacang tanah dan aneka kue kering. Saat hari besar seperti lebaran dan tahun baru, Assa Snack panen besar. Sambal teri menjadi ciri khas Assa Snack yang rumah produksinya berada di kediamannya Komplek TPI Blok H No 6, Pasar 11 Ringroad, Medan.
“Sambalnya tahan 6 bulan. Tetap garing,”akunya. Salah satu resep awetnya adalah teri yang dimasak dengan bumbu yang kering dan tidak menggunakan bawang merah.
Dalam bisnis tiga saudara ini, masing masing punya tugas pokok. Rini berperan di bagian produksi sementara kakaknya sebagai pihak pendana dan pemasaran. Belakangan karena sang kakak dan adik yang terlalu sibuk, akhirnya usaha ditekuni oleh dirinya sendiri.
Kini dalam perminggu ia memproduksi 5 hingga 6 kilo sambal teri. Begitu juga dengan rempeyek kacang hijau. Selain penjualan langsung, produknya dititip di beberapa toko oleh oleh di kota Medan.
Dalam meluaskan jaringan dan relasi, wanita ini mengakui sangat me ngandalkan acara bazar. “Apa yang dilakukan bank Sumut sangat bagus. Kami para UKM sangat terbantu dalam mempromosikan usaha kami, meluaskan pemasaran produk. Kalau kami membuat bazar sendiri sudah pasti kewalahan karena dana kami yang minim ”ungkapnya.
Untuk memantapkan ilmu usaha dan produksi, wanita yang akrab disapa Bu Rin ini rajin mengikuti kursus dan pelatihan. Mulai dari penambahan ilmu untuk sumber daya dalam produksi maupun juga manajemen keuangan. “Saya rasa para UKM kayak kami ini, masalah nya adalah pada pengaturan keuangan yang belum disiplin,”akunya.(MS4)