Scroll untuk baca artikel
KesehatanMedan

Cegah Stunting, Dosen Prodi Kebidanan Beri Penyuluhan Pembuatan Soceting di Belawan Sicanang

×

Cegah Stunting, Dosen Prodi Kebidanan Beri Penyuluhan Pembuatan Soceting di Belawan Sicanang

Sebarkan artikel ini

MEDAN- Dosen Prodi Sarjana Kebidanan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang dirangkai dengan memberikan penyuluhan berjudul “Pemberdayaan Pembuatan Soceting (Sosis Cegah Stunting) Sebagai Upaya Pencegahan Dini Stunting” di Kelurahan Belawan Sicanang di Kelurahan Belawan Sicanang pada Kamis (15/8/2024) yang lalu.

Kegiatan diketuai Bidan Mayang Wulan, SST, MKM selaku Dosen Prodi Sarjana Kebidanan dan anggotanya yaitu Tuty Hertati, M.Kes dan Saperiadi, S. Kom, M.Kom. Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan kejadian stunting di Indonesia khususnya di Kelurahan Belawan Sicanang.

Ketua tim Mayang Wulan menyebutkan, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan Kota Medan angka stunting di Kota Medan hingga Tahun 2023 masih cukup tinggi dengan jumlah 298 anak. Dimana, Kecamatan Medan Belawan Kelurahan Belawan Sicanang sebagai penyumbang angka kejadian stunting tertinggi kedua di Kota Medan.

Baca Juga:   Ranperda Perusahaan Umum Daerah Pasar dan Pembangunan Kota Medan Disahkan

Berdasarkan hal tersebut maka tim pelaksana pengabdian mengadakan kegiatan ini untuk memberikan pelatihan kepada ibu-ibu yang memiliki balita membuat makanan sehat yang bernama SOCETING dan produk yang dihasilkan dari pelatihan ini dapat dijadikan sebagai makanan/jajanan sehari-hari untuk balita dan anak-anak.

Mayang Wulan menambahkan, masalah gizi merupakan masalah yang multidimensional karena dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkai. Faktor ekonomi (pendapatan) misalnya, akan terkait dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan pangannya sehingga akan terkait pula dengan status gizi secara tidak langsung.

“Setidaknya, keluarga dengan pendapatan yang minim akan kurang menjamin ketersediaan jumlah dan keanekaragaman makanan, karena dengan uang yang terbatas itu biasanya keluarga tersebut tidak dapat mempunyai banyak pilihan,” jelasnya.

Baca Juga:   Pelaku Usaha Harus Bisa Beradaptasi dengan Kondisi Pandemi Covid-19

Tim mitra yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah ibu yang memiliki balita. Tim pelaksana terdiri dari dosen beberapa bidang ilmu yang juga melibatkan mahasiswa dari lintas program studi.

“Edukasi pemberian edukasi tentang stunting diikuti oleh 15 orang ibu-ibu yang memiliki balita. Metode yang digunakan ceramah, diskusi dan tanya jawab dan pelatihan pembuatan sosis (Soceting) diikuti oleh 15 orang ibu yang memiliki balita dengan metode demonstrasi, diskusi dan tanya jawab,” sebut Mayang Wulan.

Selain itu, kata Mayang Wulan, dilakukan juga proses pendampingan juga untuk memastikan mitra memahami proses untuk pembuatan sosis Soceting. Pada tahap evaluasi diketahui tim mitra yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini  memahami materi sebelum dan setelah edukasi.

Baca Juga:   Pemko Medan Raih Predikat Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik

Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa peserta telah mendapatkan manfaat dari kegiatan pengabdian yang dibuktikan dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu dalam pembuatan Soceting.

“Diharapkan perlu dilakukan kegiatan lanjutan dalam membuat makanan yang bergizi tinggi namun dengan harga ekonomis sebagai upaya pencegahan stunting pada balita sehingga materi tentang pelatihan pengembagan makanan bergizi seperti ini tetap berkelanjutan,” ujarnya.(***)