Dari data yang diperoleh, jumlah kunjungan terbanyak ialah berasal dari keluhan penyakit gagal ginjal dan jantung.
“Kemudian, pasien yang mengalami kanker payudara 5.754 kunjungan, kanker serviks 4.684 kunjungan, dan HIV 3.598 kunjungan,” sebut Rosa, Senin (6/1/2020).
Sementara itu, sambung Rosa, untuk pasien rawat inap, jumlah kunjungan terbanyak berasal dari pasien penyakit anemia 2.508 kunjungan. Lalu, disusul sesi kemoterapi 2.116 kunjungan, anemia pada pasien kanker sebanyak 1.789 kunjungan, hiponatremia sebanyak 1.582 kunjungan, Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 sebanyak 1.210 kunjungan.
“Data tersebut merupakan kunjungan, bukan jumlah pasien. Sebab, bisa saja pasien yang sama masuk ke rumah sakit berkali-kali,” tandasnya.
Menanggapi itu, pengamat kesehatan dari Universitas Sumatera Utara (USU) dr Delyuzar mengatakan, banyaknya jumlah pasien gagal ginjal lantaran terjadinya pergeseran penyakit dari infeksi ke penyakit degeneratif, termasuk jantung dan kanker. Hal ini tak terlepas karena disebabkan oleh kebiasaan dan pola hidup dari masyarakat yang kurang sehat dan juga faktor usia.
“Untuk penyakit infeksi, sekarang sudah lebih tertangani, sehingga trennya lebih bergeser ke penyakit degeneratif,” ujar Delyuzar.
Meski begitu, menurut Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Sumut ini, tingginya kasus penyakit gagal ginjal yang berobat ke RSUP H Adam Malik juga lantaran rumah sakit tersebut merupakan sebagai rumah sakit rujukan. Artinya, semua pasien dari daerah maupun dari provinsi yang berdekatan seperti Aceh akan dirujuk ke rumah sakit tersebut.
“(RSUP) H Adam Malik kan sebagai pusat rujukan ginjal, konsultan ginjal juga adanya disana. Jadi, karena dia rumah sakit rujukan maka kasusnya memang akan menjadi yang paling tinggi,” tukasnya.