Scroll untuk baca artikel
EkonomiHeadline

Investor Saham Saling Pantau, JII Dilirik

×

Investor Saham Saling Pantau, JII Dilirik

Sebarkan artikel ini

Medan, Mediasumutku.com- Pengamat ekonomi asal Kota Medan, Gunawan Benjamin, melihat penutupan indeks harga saham gabungan (IHSG)pada hari Kamis (29/8/2019) sore diwarnai oleh aksi saling memantau atau wait and see antara sejumlah investor saham.

“Perdagangan saham tampak sepi. Ini terlihat dari frekuensi yang terjadi sebanyak 466.535 kali transaksi dengan nilai transaksi hanya sebesar Rp 8,1 triliun,” ujar Gunawan kepada Mediasumutku.com melalui surat elektronik (email), Kamis sore.

Kata pengajar di sejumlah kampus ternama di Kota Medan ini, hal ini menunjukkan bahwa transaksi lebih didominasi oleh saham-saham second linear atau saham perusahaan-perusahaan kelas menengah dibandingkan saham-saham bluechip perusahaan papan atas.

“IHSG pekan ini cenderung sideway atau menepi di tengah tensi perang dagang antara RRC melawan Amerika Serikat yang belum berakhir. IHSG pun ditutup naik tipis 7 poin atau naik 0,119% di level 6.289,” ujar Gunawan.

Baca Juga:   Kebakaran Hutan Belum Mampu Hentikan Transaksi Saham

Gunawan menilai, di tengah situasi yang belum stabil ini investor dapat melirik saham-saham yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII).

Hal ini, ujarnya, didasari adanya sistem screening atau penyeleksian pada saham yang termasuk dalam JII mempermudah investor dalam memilah saham yang tepat dan lebih aman.

Pasalnya, ujar Gunawan, di tengah situasi ekonomi yang kurang kondusif mengakibatkan para spekulan lebih aktif dalam menaikkan dan menurunkan harga saham dengan memanfaatkan berita-berita yang beredar di pasaran.

Kata dia, dengan adanya saham yang tergolong saham JII menjadi solusi investor dalam memilah 30 saham dengan fundamental yang baik dengan varian harga yang bisa disesuaikan.

“Serta tidak lupa dikombinaksian dengan analisis teknikal untuk melihat waktu yang tepat bagi investor dalam menetukan target keuntungan,” ujarnya.

Baca Juga:   Babinsa Koramil 07 Kunjungi Faskes RSUD Salak

Kata dia, di antara 30 saham yang bisa dijadikan pilihan investasi ialah saham UNTR yang sahamnya sedang turun 1,07% di harga Rp 20.675 per lembar saham dan valuasinya masih tergolong murah jika kita bandingkan dengan kuartal yang sama beberapa tahun sebelumnya.

Kemudian, ujar Gunawan, saat ini fundamental PER masih sangat bagus, dan kinerja UNTR Semester I 2019 juga menghasilkan laba sebesar Rp.5,57 Triliun atau naik 1,82% dibandingkan tahun lalu.

Selain UNTR, Gunawan melihat saham ERAA juga masih tergolong layak dikoleksi karena memiliki PER sebanyak 23,09 kali.

Pekan lalu, ujar Gunawan, kejatuhan saham ERAA tanpa sebab yang pasti membuat saham ini sangat layak dikoleksi.

Baca Juga:   Irman Oemar Tekankan Pentingnya Komunikasi Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumut
Pengamat ekonomi Kota Medan, Gunawan Benjamin

“Prospek saham ERAA yang terus bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi atau Internet of Things (lOT) mendorong inovasi produk yang sesuai dengan gaya hidup dan kecanggihan teknologi di masa kini,” ujarnya.

Di sisi lain, Gunawan menyebutkan, nilai tukar mata uang Rupiah menguat di tengah pelemahan mata uang Dolar AS, yakni sekitar 0,26 persen di kisaran level Rp 14.221/USD.

Ia melihat tuntutan penurunan suku bunga yang dilakukan sejumlah tokoh berpengaruh di AS seperti Presiden Donald Trump membuat Dolar rentan melemah.

“Pelemahan Dolar AS juga terjadi terhadap berbagai mata uang negara lainnya seperti Peso Filipina, Dolar Singapura, Yuan Tiongkok, dan Won Korea Selatan,” tegas Gunawan Benjamin.(MS1/MS1)