mediasumutku.com lMEDAN-Sebelumnya tren kenaikan harga emas yang seakan tanpa henti terus mencetak rekor tertingginya. Khususnya setelah krisis di 2007/2008 silam. Harga emas yang sempat menyentuh $2.075 per ons troy memicu decak kagum karena memberikan keuntungan yang sangat signifikan. Bahkan, keuntungan yang diberikan emas sempat diatas 30%. Namun, kini kilaunya memudar.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, jika membeli emas di awal tahun, dan menjualnya di harga tertinggi maka berpeluang mendapatkan keuntungan di atas 30%.
“Bahkan sampai saat ini pun, saat harga emas berbalik ke kisaran $1.944 per ons troynya, emas memberikan rata-rata keuntungan lebih dari 27% selama tahun berjalan atau year to date. Kalau dirupiahkan emas saat ini dijual sekitar 920 ribu per gram,”katanya, Selasa (25/8/2020).
Kenaikan harga emas tersebut katanya, mengalahkan sejumlah instrumen keuangan lainnya seperti saham, obligasi, reksadana yang tidak jarang justru memberikan imbal hasil minus atau negatif. Bahkan jika dibandingkan dengan produk deposito sekalipun, emas jelas memberikan imbal hasil yang tinggi karena deposito saat ini imbal hasilnya juga dalam tren penurunan.
“Akan tetapi, belakangan kilau emas mulai meredup. Keyakinan banyak negara dalam pengambangan vaksin covid 19 menjadi pemicu meredupnya harga emas dunia belakangan ini. Banyak masyarakat yang menilai chaos yang mungkin timbul akibat pandemi corona perlahan mulai sirna seiring dengan progress positif pengambangan vaksin di dunia,”ujarnya.
Hal ini lanjutnya, membuat emas kembali kurang diminati dan kurang dilirik. Jika progress pengembangan vaksin terus mengarahkan kepada kesimpulan bahwa Covid 19 bisa di cegah. Maka kilau emas nantinya akan memudar dan akan memicu terjadi penurunan harga emas itu sendiri. Dan sentimen kenaikan harga emas ini akan berakhir.
“Namun, ada belum sepenuhnya hilang. Ancaman resesi dan perang dagang serta memanasnya hubunga politik banyak negara di dunia tetap bisa membuat harga emas mengalami kenaikan. Yang penting jangan terbuai dengan tren kenaikan harga emas sebelumnya. Saya menyarankan agar investor berhati hati dengan kemungkinan tekanan yang terjadi secara tak terduga,” pungkasnya. (MS11)