Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Nilai Ekspor Trafo Daya Indonesia ke Australia Alami Pasang Surut

×

Nilai Ekspor Trafo Daya Indonesia ke Australia Alami Pasang Surut

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kinerja nilai ekspor trafo daya Indonesia ke Australia cenderung menurun setelah dikenakan BMAD dengan besaran 28,3 persen pada 2014.

Direktur Pengamanan Perdagangan Pradnyawati mengatakan, pada 2015, nilai ekspor produk tersebut ke Australia sebesar USD 7,4 juta. Namun, turun drastis menjadi USD 797 ribu pada 2018 dan terus mengalami tren penurunan hingga USD 667 ribu pada 2019.

“Pada tingkat global, ekspor trafo daya Indonesia mengalami pasang surut. Pada 2015, kinerja ekspor produk tersebut mencapai USD 42 juta, namun turun menjadi USD 9,7 juta pada 2016 dan USD 4,6 juta di tahun 2017,”katanya, Senin (21/9/2020).

Baca Juga:   Kasus Covid Melonjak, Ekspor Indonesia ke India Tetap Berjalan

Kinerja kembali membaik pada 2018 dengan mencatat nilai ekspor mencapai USD 14,11 juta dan naik menjadi USD 22,3 juta di tahun 2019. Pasar global produk trafo daya diproyeksikan mencapai USD 31,5 miliar pada 2025.

Hal itu disebabkan permintaan energi yang tinggi, lonjakan investasi di pembangkit listrik baru, meningkatnya pengeluaran utilitas untuk meningkatkan infrastruktur transmisi dan distribusi ke standar smart grid, serta penjualan yang kuat dari trafo yang hemat energi dan ramah lingkungan.

“Pemerintah Indonesia akan terus mendorong eksportir memanfaatkan peluang ini secara optimal guna meningkatkan kinerja ekspor produk trafo daya di tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Tentunya hal itu dilakukan dengan tetap memperhatikan ketentuan perdagangan internasional guna menghindari tuduhan serupa di masa yang akan datang,” pungkas Pradnyawati.(MS11)

Baca Juga:   Kemendag Genjot Ekspor ke Pasar Nontradisional