Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Miliki Potensi Pasar Besar, Indonesia Genjot Ekspor Sepeda ke Swedia

×

Miliki Potensi Pasar Besar, Indonesia Genjot Ekspor Sepeda ke Swedia

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Kemendag, Marolop Nainggolan sepakat bahwa perjanjian perdagangan yang berkelanjutan antara Indonesia dan Swedia sangat penting untuk dinegosiasikan kedua belah pihak untuk meningkatkan perdagangan terutama peralatan olahraga seperti sepeda.

“Dengan cara ini, para pihak dalam perjanjian dapat memanfaatkan potensi dan instrumen perjanjian perdagangan bebas untuk memperkuat komitmen, meningkatkan dialog, dan kerja sama,” katanya, Minggu (15/11/2020).

Marolop mengungkapkan, selain lemahnya pemahaman terhadap regulasi, berbagai kajian menunjukkan penyebab utama kecilnya peran sektor alat-alat olahraga Indonesia di pasar Eropa yaitu, kurangnya daya saing para pelaku usaha dalam memasuki pasar.

“Forum bisinis ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai peluang pasar peralatan olahraga, khususnya sepeda, di Swedia. Dengan demikian, pelaku usaha mendapatkan panduan yang jelas untuk mempromosikan dan meningkatkan ekspor, serta membuka jaringan dengan buyers sektor peralatan olahraga Swedia,” ujar Marolop.

Baca Juga:   Pemko PSP Terima Penghargaan dari Kemenkeu RI

Pada periode Januari hingga Agustus 2020, sebut Marolop, total ekspor peralatan olahraga Indonesia ke dunia sebesar USD 60 juta atau menurun 12,22 persen dibanding periode yang sama pada 2019 yang sebesar USD 68 juta.

Hal ini sebagai dampak krisis global akibat pandemi Covid-19. Produk ekspor utama peralatan olahraga antara lain fishing rods (950710), golf balls (950632), fishing tackle (950790), equipment for outdoor games and recreation (950699), dan fish-hooks (950720).

Dia mengatakan, tujuan ekspor Indonesia untuk peralatan olahraga adalah Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, Inggris, dan Australia. Swedia berada di urutan ke-25 sebagai tujuan ekspor Indonesia dengan jumlah ekspor yang masih relatif rendah sebesar USD 139 ribu pada Januari-Agustus 2020.

Baca Juga:   BI Sumut Gelar Event KKSU Secara Virtual

“Nilai ini juga lebih rendah dibandingkan pada periode yang sama pada 2019 sebesar USD 272 ribu.(MS11)