mediasumutku.com | MEDAN – Sejumlah harga pangan di Sumatera Utara (Sumut) kembali normal, seperti bawang merah dan bawang putih, cabai, daging ayam, serta beberapa lainnya. Karenanya, pada bulan Oktober ini diprediksi Sumut mengalami deflasi.
Menurut pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, kinerja harga sejumlah kebutuhan pokok belakangan ini menunjukan fluktuasi yang cukup besar, khususnya di komoditas bawang merah dan bawang putih.
“Setelah bulan lalu harga bawang merah sempat Rp15 ribuan dan bawang putih sempat Rp20 ribuan per kg, kini harga kedua komoditas tersebut mulai mengalami kenaikan,” ungkap Gunawan, Kamis (24/10/2019).
Disebutkannya, harga bawang merah saat ini ddiperdagangka sekitar Rp25 ribu per kg dan bawang putih dijual dikisaran RpRp27.500 per kg. “Kedua komoditas ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun, harga sekarang ini masih terbilang normal,” ujar Gunawan.
Ia menuturkan, hal yang sama juga terjadi pada komoditas daging ayam. Pada bulan lalu yang sempat di bawah Rp28 ribu per kg, kini harga daging ayam mengalami kenaikan dikisaran level Rp33 ribu per kg.
“Bawang dan daging ayam sangat berpeluang menjadi komoditas yang menyumbangkan inflasi di bulan ini. Sementara itu, untuk komoditas cabai, masih akan menjadi komoditas yang berpeluang menyumbangkan deflasi,” tuturnya.
Lanjut Gunawan, sejauh ini harga cabai merah dijual dikisaran Rp32 ribu per kg. Sementara, di bulan lalu sempat mencapai Rp70 ribuan per kg. Namun, menjelang akhir bulan kembali turun sekitar Rp40 ribuan.
“Pada bulan ini harga cabai terus turun secara konsisten, begitu juga cabai rawit yang kini dijual Rp36 ribu per kg. Padahal, pada bulan sebelumnya harga cabai rawit tidak jauh berbeda dengan cabai merah,” beber dia.
Karenanya, Gunawan menambahkan, dia melihat bulan ini Sumut masih berpeluang mencetak deflasi. Walaupun, masih ada sekitar sepekan tersisa dan harga sejumlah kebutuhan pokok bisa saja mengalami perubahan.
“Sejauh ini, baik bawang, daging ayam maupun cabai harganya sudah sesuai dengan harga normal yang biasanya terbentuk. Walau demikian, kita harus mewaspadai kemungkinan penurunan harga cabai di kemudian hari. Sebab, ada ekspektasi kemungkinan penambahan produktifitas cabai di tingkat petani,” imbuhnya. (wiwin)