mediasumutku.com| MEDAN- Dalam sebulan terakhir ini, ketiga komoditas seperti minyak, Crude Palm Oil (CPO) dan batu bara mengalami kenaikan pada dasarnya. Namun, justru tidak serta merta membuat perusahaan di Bursa saham lantas mengalami kenaikan harga yang linier.
Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, sebagai contoh, harga CPO yang naik dalam satu bulan terakhir tidak lantas membuat kinerja harga saham berbasis di BEI Indonesia juga turut mengalami kenaikan.
“Memang selama sebulan terakhir harga saham berbasis komoditas CPO tersebut bergerak naik turun. Tetapi bermuara pada kinerja harga yang tidak jauh berbeda dibandingkan dengan kinerja sebulan sebelumnya,” katanya, Senin (1/3/2021).
Bahkan tidak jarang justru harganya lebih rendah dari harga saham sebulan sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada harga saham berbasis batu bara. Dari kinerja yang terlihat harga saham batu bara juga tidak bergerak terlalu jauh jika membandingkan kinerja harga saham sebulan sebelumnya.
“Yang terjadi justru beberapa harga saham lebih rendah dari harga sebulan yang lalu. Padahal harga batubara justru mengalami kenaikan belakangan ini. Dari beberapa emiten yang ada di bursa tersbeut, maka memang bisa disimpulkan bahwa harga saham berbasis komoditas tidak harus linier dengan harga komoditas yang menjadi produksinya,” katanya.
Ada banyak pemicu mengapa harga saham berbasis komoditas sulit mengalami kenaikan belakangan ini. Pertama bisa saja kenaikan harga tidak linier dengan pendapatan perusahaan. Kenaikan harga justru tidak lantas membuat volume penjualan mengalami kenaikan.
Kedua, terjadi kenaikan harga saham yang sudah memperkriakan kemungkinan kenaikan harag di masa yang akan datang. Hal ini membuat harga saham batubara ttidak lantas merespon kenaikan tersebut.
“Selanjutnya rasio keuangan yang sudah menunjukan harga saham sudah berada dalam level wajar atau bahkan kemahalan. Yang terjadi malah korekssi pada harga saham itu sendiri. Jadi ada banyak faktor pendorongnya,” katanya. (MS11)