Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Pendidikan

Indonesia, Urutan Ketiga Sebagai Fatherless di Dunia

×

Indonesia, Urutan Ketiga Sebagai Fatherless di Dunia

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN-Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, Indonesia berada di urutan ketiga di dunia sebagai negara tanpa ayah atau sering disebut fatherless country.

Fenomena fatherless ini disebabkan karena tingginya peran ayah yang hilang dalam proses pengasuhan anak. Krisis peran pengasuhan dari ayah seringkali disebabkan oleh peran gender tradisional yang masih diyakini oleh masyarakat Indonesia.

Fatherless dapat didefinisikan sebagai tidak hadirnya seorang ayah baik secara fisik atau psikologis dalam kehidupan anak. Faktor munculnya fatherless dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya perceraian, kematian ayah, pemisahan karena masalah dalam hubungan pernikahan, atau masalah kesehatan.

Menurut Retno Listyarti selaku Komisioner di Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang anak dengan kata lain pengasuhan.

Baca Juga:   FKIP UNA Gandeng Disdik Asahan Latih Guru SD

“Fatherless atau father hunger sebenarnya sebuah fenomena yang terjadi di seluruh belahan dunia. Di Indonesia, fenomena ini sebenarnya cukup besar jumlahnya, hanya saja tidak terlihat secara kasat mata,” katanya dalam Webinar GREDU #HebatdenganTerlibat, Selasa (30/3/2021).

Banyak kisah di masyarakat Indonesia yang menggambarkan fenomena fatherless, seperti sebuah keluarga miskin yang tidak memiliki figur ayah karena ibunya merupakan istri muda, keluarga kaya yang kehilangan figur ayah karena alasan sibuk bekerja dan sering bepergian keluar kota, atau tanpa sadar tidak menjadikan keluarga sebagai prioritas.

“Reduksi peran gender tradisional memosisikan ibu sebagai penanggung jawab urusan domestik dan ayah sebagai penanggung jawab urusan nafkah masih melekat di masyarakat. Padahal, tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi oleh kehadiran dari kedua orang tuanya dalam pengasuhan,” ujarnya.

Baca Juga:   Wakil TP PKK Sumut Hadiri HUT Ke 5, Smart Aurica School

Meskipun anak memiliki ayah, namun mereka tidak mendapatkan pendampingan dan pengajaran dari sosok ayah maka tetap berdampak buruk bagi perkembangan masa depannya. Melihat fenomena ini, GREDU sebagai salah satu penyedia platform edukasi terlengkap di Indonesia memandang pentingnya memperkuat peran seorang ayah untuk mencintai anak dan keluarga, mendidik, dan sebagai model yang akan ditiru oleh anak.

“GREDU percaya bahwa peran orang tua itu penting untuk masa depan sang anak terutama mendampingi proses belajar mengajar. Keterlibatan ayah dalam pendidikan anak merupakan kesempatan emas yang tidak akan terulang lagi,”katanya.

Jadi, para ayah yang telah mendedikasikan waktunya untuk tumbuh kembang anak bisa dibilang sebagai ayah keren dan superdad sejati. Tentunya peran para bunda yang juga tidak kalah keren ketika terus berjuang untuk keluarga dan mendorong kehadiran ayah dalam memberikan waktu bagi anak-anak.(MS11)

Baca Juga:   PPDB SMK/SMA Negeri Sumut Digelar Mei 2023, Daya Tampung 158.591 Siswa