mediasumutku.com | JAKARTA – Pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetop perdagangan saham PT Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO) mulai perdagangan Senin (11/11). Suspend ini dilakukan setelah terjadi kenaikan harga kumulatif yang signifikan pada saham MPRO.
“Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham Maha Properti Indonesia, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham Maha Properti Indonesia (MPRO) di pasar reguler dan pasar tunai sejak perdagangan tanggal 11 November 2019 sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut,” ungkap BEI dalam pengumuman bursa, Jumat (8/11).
Jumat lalu, harga saham MPRO mencapai level tertinggi pada Rp 2.780 per saham setelah naik 24,66% dalam sehari. Ini adalah harga tertinggi saham Maha Properti sejak IPO pada 9 Oktober 2018. Harga saham MPRO naik 94,40% dalam tiga hari perdagangan berturut-turut hingga akhir pekan.
Sebelumnya, BEI menyetop perdagangan saham MPRO pada 1 November untuk cooling down setelah saham emiten properti ini terus naik dengan volume perdagangan yang meningkat pesat.
Volume transaksi saham emiten yang merupakan bagian dari Grup Mayapada ini pun meningkat sejak Selasa pekan lalu. Volume transaksi yang biasanya hanya ratusan saham, melonjak menjadi ratusan ribu saham sejak Selasa, 22 Oktober lalu.
Keterbukaan informasi terakhir MPRO adalah hasil paparan publik insidentil yang dirilis Kamis (7/11). Dalam keterangan paparan publik, MPRO mengungkapkan tidak memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat. Maha Properti pun mengungkapkan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu.
“Dari pantauan Maha Properti, pergerakan harga saham MPRO beberapa waktu terakhir murni karena transaksi dari investasi pemodal di pasar modal seiring dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sektor properti di kuartal ketiga 2019 sebesar 11,11%,” ungkap MPRO dalam keterbukaan lalu.
Perusahaan yang sebelumnya bernama PT Propertindo Mulia Investama Tbk ini mencatat lonjakan pendapatan hampir tiga kali lipat menjadi Rp 89,56 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini. Lonjakan pendapatan MPRO ini berasal dari adanya penjualan kantor yang mencapai Rp 75,73 miliar.
Sementara, penjualan apartemen tahun ini turun 54,47% menjadi Rp 13.65 miliar. Tahun lalu, seluruh penjualan Maha Properti hanya berasal dari penjualan apartemen.
Kerugian bersih MPRO turun 41,48% menjadi hanya Rp 18 miliar dari sebelumnya rugi Rp 30,76 miliar.[kontan]