JAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara resmi menutup perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2021 di Main Hall BEI pada Kamis (30/12). Indeks harga saham gabungan ditutup pada posisi 6.581,48, sedikit lebih rendah dari indeks yang pernah tercatat selama tahun 2021 yaitu 6.723,39.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi menyatakan tahun 2021 merupakan tahun yang diwarnai optimisme dan keyakinan besar untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. Hal ini tercermin dari kinerja indeks harga saham gabungan yang terus menunjukkan pemulihan bahkan sempat mencapai posisi tertingginya di tahun ini pasca mengalami tekanan besar di tahun lalu.
“Nilai kapitalisasi pasar saham juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi lebih dari setengah triliun dollar US atau meningkat lebih dari 15% dari tahun sebelumnya,” ungkap Inarno dalam acara yang juga dihadiri oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tersebut.
Inarno menambahkan, pemulihan ini ditopang oleh lonjakan aktivitas perdagangan di sepanjang tahun 2021 baik dari sisi nilai frekuensi maupun volume perdagangan. Tercatat frekuensi transaksi harian tertinggi mencapai 2.141.575.
Selain itu, penambahan 54 perusahaan yang tercatat dalam bursa selama tahun 2021 menjadikan total 766 perusahaan menjadi perusahaan yang tercatat di BEI. Menurut Menko Airlangga, hal ini tidak terlepas dari penetapan pajak penghasilan (PPh) Badan menjadi 22 persen dengan PPh bagi perusahaan publik adalah 19 persen yang semakin menarik minat perusahaan untuk tercatat pada bursa.
“Selamat kepada seluruh stakeholder pasar modal yang di dalam pandemi covid ini kita reboundnya relatif cepat,” tutup Menko Airlangga.