Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Analis: Rupiah Kembali Bangkit Dipicu Pelemahan Dolar AS

×

Analis: Rupiah Kembali Bangkit Dipicu Pelemahan Dolar AS

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | JAKARTA – Penutupan perdagangan, Rabu (2/10/2019) kemarin Kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) kembali bangkit. Penguatan ini kembali menempatkan rupiah di bawah Rp 14.200 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya menyentuh posisi di atas level tersebut.

Melansir Bloomberg, rupiah menguat 0,13% ke level Rp 14.197 per dolar AS dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 14.216 per dolar AS. Hanya saja, di kurs tengah BI, rupiah justru mengalami koreksi sebesar 0,08% ke posisi Rp 14.207 per dolar AS.

Menurut Analis Monex Investindo Faisyal berpendapat bangkitnya rupiah lantaran dibantu oleh pelemahan dolar AS. Ia bilang pelemahan dolar AS ini dikarenakan pesimisme data manucfacturing AS yang kurang baik. “Data ini turun ke level terdalam selama 10 tahun terakhir,” ujar Faisyal.

Baca Juga:   IHSG Rebound dan Menguat 0,55%

Dia menilai penguatan rupiah hari ini terbatas dikarenakan pasar masih khawatir dengan aksi unjuk rasa lanjutan oleh kaum buruh di gedung DPR/MPR. Pergerakan rupiah bisa dipengaruhi oleh data tenaga kerja AS versi ADP yang rilis nanti malam. Ia bilang ekspektasi data tersebut kurang bagus dampaknya terhadap dolar sehingga berpotensi memiliki sentimen positif untuk pergerakan rupiah.

Dia memperkirakan pergerakan rupiah hari ini berada di level Rp 14.150 – Rp 14.220 per dolar AS.

Selain itu, pasar dinilai sedang wait and see sembari menanti menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober nanti.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri bilang, saat ini pelaku pasar nampaknya sudah mulai berani menaruh dana di dalam negeri. Hal ini lantaran stabilitas negara dinilai membaik dimana aksi unjuk rasa tak berakhir ricuh seperti sebelumnya.

Baca Juga:   Rupiah Nongkrong di Level Rp14.077/U$D

“Situasi ini nampaknya mengurangi tekanan terhadap rupiah,” ujar Reny.

Dia menyebutkan data inflasi yang dirilis kemarin juga turut mendukung rupiah untuk bangkit. Ia menilai data inflasi yang rilis kemarin mengindikasikan masih terkendali di level terendah. “Terkendalinya inflasi ini membawa posisi akhir tahun lebih stabil sampai 3,41%,” jelas Reny.

Sedangkan, belum ada data-data yang cukup signifikan sampai akhir pekan ini. Oleh karena itu, Reny menyebut rupiah masih akan bergerak sideways sambil wait and see perkembangan menjelang data ketenagakerjaan AS yang rilis akhir pekan ini.

Dia memprediksi rupiah berada di kisaran Rp 14.130 – Rp 14.240 per dolar AS cenderung menguat.