Kualanamu, Mediasumutku.com– Buah salak madu yang dihasilkan oleh para petani di kecamatan Tiga Juhar, Kabupaten Deliserdang, mulai diakui pasar global. Hal ini ditandai dengan ekspor perdana 400 kilogram (kg) salak madu asal Tiga Juhar ke Thailand.
Kemampuan salak madu yang bernama Latin Salacca Edulis meneronos market Negara Gajah Putih ini diapresiasi oleh banyak pihak. Hal ini terbukti dari kehadiran sejumah pihak dalam proses pelepasan salak madu ini seperti Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian Ali Jamil bersama Bupati Kabupaten Deliserdang Ashari Tambunan di halaman Kantor Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Medan, Kompleks Bandara Kualanamu, Selasa (27/8/2019).
Turut hadir juga Kepala BKP Kelas II Medan Hafni Sahara, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Hasrul, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Tanjungbalai Asahan Bukhari, Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Deliserdang Syamsul Bahri, Kadis Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut yang diwakili Plh Kabid Hortikultura Bahruddin Siregar.
Lalu, hadir perwakilan dari Balai Pertanian dan Tanaman Pangan (BPTP) Sumut, perguruan tinggi, Polbangtan Medan serta Dedi Juliardi selaku Direktur CV. Sinar Ponti sekaligus sebagai petani salak madu Tiga Juhar tersebut.
Dalam laporannya, Kepala BKP Kelas II Medan Hafni Sahara menyebutkan ekspor salak madu ke Thailand adalah ekspor perdana. Namun untuk kegiatan akselerasi ekspor pada Selasa ini, kata Sahara, merupakan yang keempat kali dalam tahun ini.
“Dan, tiap pelepasan ekspor Karantina Medan selalu menghadirkan eksportir perdana dengan produk yang baru,” ujarnya.
Ekspor pertama, kata dia, dilakukan pada 1 Maret 2019 dengan ekspor perdana sarang burung walet bersama produk pertanian lainnya.
Nilai ekspor yang dilakukan saat itu, berkisar Rp 68 miliar. Ekspor kedua, pada 5 Juli 2019, dengan nilai total ekspornya berkisar Rp 72,8 miliar.
Adapun ekspor perdana lainnya adalah gigi taring babi. Ekspor ketiga dilakukan pada 4 Agustus 2019, dengan total nilai ekspor berkisar Rp 82,5 miliar.
Komoditas perdana yang diekspor adalah lipan kering bersama ekspor komoditas pertanian lainnya termasuk sarang burung walet.
“Hari ini merupakan ekspor keempat yang kita lakukan dengan total nilai berkisar Rp 131,2 miliar. Sedangkan komoditas perdana yang kita ekspor adalah salak madu sebanyak 400 kg ke Thailand dengan nilai ekspor Rp 27,2 juta,” kata Hafni.
Pihaknya mendorong masyarakat terutama calon eksportir baru dari kalangan milenial agar mau mengambil bagian menjadi eksportir komoditas pertanian.
Sementara itu Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, ekspor perdana salak madu Tiga Juhar ini menambah warna baru dalam kegiatan ekspor pertanian dari Sumut.
“Kita patut apresiasi atas ekspor perdana salak madu dari Kecamatan Tiga Juhar, Deliserdang, ini,” kata Jamil.
Meski ekspor perdana ini masih 400 kg, namun ke depan ekspor akan dilakukan secara kontinuitas dengam volume yang lebih besar lagi, sesuai kesepakatan dengan buyer di Thailand.
“Kami bantu dari sisi informasi dan pemenuhan sertifikat phytosanitary-nya sesuai dengan negara tujuan,” tegas Jamil.(MS1/MS1)