Scroll untuk baca artikel
ArtikelBermartabatHeadline

Edy, Anak Penjual Kue yang Jadi Gubernur

×

Edy, Anak Penjual Kue yang Jadi Gubernur

Sebarkan artikel ini

Mediasumutku.com | Medan : Air matanya tiba-tiba terjatuh. Perempuan tua itu tak kuasa menahan tangis jika mengingat anak yang dulu dikandungnya selalu dicaci dan dibully orang. “Saya sangat sedih kalau Adi diberitakan negatif. Saya tidak tahan jika menonton televisi,” kata Hajjah Ngadisah.

Ia bercerita begitu sayangnya dirinya kepada sosok laki-laki yang baru saja diceritakannya itu. Laki-laki yang dimaksudnya adalah Edy Rahmayadi. “Namanya memang Eddy, tapi saya selalu memanggilnya ‘Adi’. Selamat ulang tahun ya Nak. Semoga Allah melindungimu. Teruslah berbuat baik kepada sesamamu ya Nak,” pinta perempuan berusia sekitar 85 tahun ini.

Ngadisah pun tak pernah sedikitpun bermimpi Eddy akan menjadi seperti sekarang ini. Yang ia harapkan selalu adalah anaknya sehat-sehat dan rajin beribadah.

“Dia dulu dilahirkan pas bulan puasa tanggal 10 Maret 1961 jam 02.00 pagi. Saat itu saya sedang berada di Sabang. Dulu gak ada operasi-operasi. Adi lahir normal. AlhamduliLlah,” tambahnya.

Sebagai seorang istri prajurit TNI Angkatan Udara pada era tahun 1960-an, Ibu Ngadisah selalu mendampingi suaminya dalam tugas-tugas negara. Tak lupa, ia selalu memperhatikan kebutuhan anak-anaknya.

Baca Juga:   Program TMMD ke 117 Hampir Selesai, Dansatgas TMMD ke 117 Kodim 0212/TS Laksanakan Perbaikan Posko Komando Taktis di Sitinjak

Meskipun dalam kondisi perekonomian keluarga pas-pasan, ia tidak malu untuk membuat aneka kue, kemudian ia jual kepada siapa saja yang mau membeli kue-kuenya.

Cerita anak penjual kue  menjadi pejabat memang bukan hal yang baru. Dua belas tahun lalu, Syamsul Arifin menangis menceritakan dirinya berhasil menjadi Gubernur Sumatera Utara. Syamsul tidak menyangka status anak penjual kue mengantarkan dirinya gubernur Sumut ke 15.

Hal ini pula yang dialami Edy Rahmayadi. Bekas Panglima Komando Strategis TNI Angkatan (Pangkostrad) ini tak banyak yang menyangka hasil berjualan kue Ibunya mengantarkannya menjadi gubernur Sumatera Utara yang ke 18.

Edy Rahmayadi berlatar belakang militer dengan pangkat terakhir bintang tiga (Letnan Jenderal). Ia rela pensiun dini untuk membangun Sumatera Utara. Padahal, jika dilihat usia dan karirnya, Edy sangat besar peluangnya untuk meraih Jenderal bintang empat. Selanjutnya bisa saja menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat atau Panglima TNI.

Baca Juga:   Dosen Teknik UMSU Sosialisasikan Alat Penentu Arah Kiblat Kepada Masyarakat

Musa Rajekshah atau Ijeck, Wakil Gubernur Sumatera Utara, sekitar dua tahun lalu bercerita kepada mediasumutku.com. “Anda kan tahu kalau saya kurang suka politik. Ditawari menjadi apapun saya tidak akan pernah terima. Tapi, ketika Bang Edy mengajak saya menjadi pasangannya untuk Pilkada di Sumut saya bisa menerimanya. Meskipun saya harus berpikir panjang, berdiskusi dengan keluarga, bahkan saya sampai sholat Istikharah di depan Kabah di Mekah,” kata Ijeck suatu ketika.

Menurut Ijeck, dirinya diajak Edy untuk bertarung memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara dalam rangka mengorbankan diri untuk berjuang membangun Sumatera Utara.

“Jeck, karir saya sedikit lagi untuk meraih bintang empat sebentar lagi. Tapi itu saya korbankan untuk membangun Sumut. Masak kamu tidak mau berkorban,” kata Ijeck menirukan ucapan Edy Rahmayadi kepadanya beberapa bulan sebelumnya memutuskan ikut dalam bursa pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumut periode 2018-2023.

Baca Juga:   Tim Tabur Intelijen Kejati Sumut Amankan Terpidana DPO Mantan Kepala Bappeda Kota Medan

Masyarakat Sumatera Utara sendiri, sudah jauh-jauh hari akrab dengan Edy, pria yang jabatan terakhirnya sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini. Sebab, Edy sempat menjabat sebagai Panglima Kodam I/BB pada tahun 2015 silam. Saat menjabat Pangkostrad, Edy kemudian terpilih menjadi Ketua Umum PSSI.

Ayahnya, Rahman Ishaq juga anggota TNI, dengan pangkat terakhir sebagai Kapten. Rahman sempat bertugas di Aceh, tepatnya di Pulau Sabang, Aceh. Dan di sanalah Edy Rahmayadi lahir.

Edy menamatkan sekolah menengahnya di SMA Negeri 1 Medan, dan sempat kuliah di Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) tahun 1979. Di kampus inilah Edy bertemu Nawal Lubis. Selanjutnya, Edy dan Nawal menikah. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak. Tidak terlalu lama lagi, Eddy bakal mengunduh mantu putri keduanya. Calon besan Edy itu disebut-sebut seorang ulama kharismatik asal Aceh. Selamat Ulang Tahun Bang Edy. (Puji Santoso)