Scroll untuk baca artikel
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
Media Sumutku Merah
Media Sumutku Biru
previous arrow
next arrow
Ekonomi

Ekspedisi Seroja Hadirkan Secercah Tawa di Tengah Bencana

×

Ekspedisi Seroja Hadirkan Secercah Tawa di Tengah Bencana

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com| MEDAN- Curah hujan tinggi dan badai siklon Seroja pada 6 April 2021 lalu telah memporakporandakan Sumba Timur. Sepekan kemudian, layanan listrik dan telekomunikasi di beberapa wilayah masih lumpuh. Sebagian warga pun masih tinggal di pengungsian, pasalnya kediaman mereka hancur diterjang banjir.

Bupati Propinsi Nusa Tenggara Timur, Khristofel A. Praing menetapkan wilayahnya dalam status darurat bencana alam hingga 15 April 2021. Dalam kondisi bencana alam tersebut, anak-anak dan orangtua merupakan kelompok paling rentan.

World Risk Report (2018) menyatakan, anak-anak merupakan populasi yang
mengalami dampak terburuk dari terjadinya bencana, terutama di negara-negara berkembang.

Roby Hervindo, Sekretaris Universitas Pertamina di Waingapu, Sumba Timur mengatakan, sebanyak sekitar 120 anak-anak usia 5 hingga 12 tahun mengikuti aktivitas trauma healing di Kampung Ranu, Kelurahan Mauliru, Waingapu.

Baca Juga:   Memanfaatkan Pekarangan Rumah, Pasangan ini Untung PuluhanJuta Rupiah

Kampung Ranu berlokasi di hilir sungai, sehingga menderita kerusakan yang cukup hebat. Banyak rumah warga rusak, perkebunan dan ternak mereka musnah diterjang banjir.

“Kegiatan dukungan psikososial kelompok ini, bertujuan mempercepat pemulihan dan menurunkan resiko anak mengalami permasalahan yang lebih berat di masa
yang akan datang. Tujuan lain dari dukungan psikososial adalah meningkatkan resiliensi masing-masing anak untuk dapat menghadapi situasi bencana saat ini dan masa depan,” katanya, Selasa (13/4/2021).

Rambu Esti Praing, relawan bencana dari Sanggar Katalaha Hamolingu dan Gereja Kristen Sumba (GKS) Sumamapu, menceritakan kondisi anak-anak penyintas.

“Pasca bencana banjir dan badai, anak-anak merasa ketakutan dan selalu cemas. Mereka kebanyakan di rumah, selalu berdekatan dengan orang tuanya. Antisipasi jika terjadi bencana lagi maka mereka lebih siap mengungsi,” ujar Rambu.

Baca Juga:   Rupiah Kokoh Bertengger di Level Rp13.650/U$D

Tim ekspedisi Seroja dan relawan, mengajak, anak-anak berkegiatan seni dan permainan. Anak-anak diajak beraktivitas dalam kegiatan-kegiatan motorik kasar seperti bermain bola, bernyanyi dengan alat musik, dan permainan kelompok serta individu. Kepada anak-anak juga dibagikan paket-paket makanan kecil.

Pihaknya berencana akan melanjutkan kegiatan trauma healing kepada anak-anak penyintas lain. Terdapat sekitar 30 pemuda-pemudi di posko relawan, yang aktif membantu penggalangan dan penyaluran bantuan kepada masyarakat.

Disamping melakukan trauma healing, ekspedisi Seroja juga menyalurkan bantuan pangan dan obat-obatan bagi warga terdampak bencana.(MS11)