Scroll untuk baca artikel
HeadlinePeristiwa

Ikan Paus Seberat 20 Ton Ditemukan Mati di Perairan Asahan

×

Ikan Paus Seberat 20 Ton Ditemukan Mati di Perairan Asahan

Sebarkan artikel ini

medisumutku.com | ASAHAN – Seekor ikan paus dengan berbobot 20 ton berwarna hitam ditemukan mati di Perairan‎ Pantai Silo Baru, Desa Silo Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan.

Nelayan sekitar sudah menemukan paus ‎dengan panjang sekitar 14 meter itu pada Rabu (8/1) pukul 11.00 WIB dalam kondisi lemas, dan nelayan pun menggiringnya ke tengah laut menggunakan kapal tradisional.

“Ikan paus yang terdampar, ditemukan Rabu kemarin. Dan Sabtu kemarin ditemukan sudah mati,” kata Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Asahan‎, Tomy.

Tomy mengungkapkan, pihaknya akan melakukan penyeledikan penyebab kematian paus, yang dipikirakan berbobot 20 ton itu. “Dugaan sementara, akibat dehidrasi,” ungkap Tomy.

Baca Juga:   2023, Pembangunan PLTA Asahan 3 Ditargetkan Finish

Tim gabungan ‎Dinas Perikanan dan Kelautan Asahan, Lanal Tanjung Balai Asahan dan Polisi Air menindaklanjuti bangkai paus tersebut, apakah dievakuasi atau dibiarkan saja.

“Ada tiga opsi terhadap bangkai ikan paus ini. Ditenggelamkan, dikubur atau dibakar,” ujar Tomy.

Namun, menurut Tomy masih melihat situasi. “Kita lihat situasi, kemungkinan akan ditenggelamkan ke laut,” tambahnya.

Kepala Desa Silo Baru, Ahmad Sofyan, mengatakan, paus masih di laut karena kesulitan mengevakusi. Pihaknya juga masih menunggu institusi terkait dengan tiga opsi yang ditawarkan itu.

“Opsi menenggalkan mengharuskan pemberat tiga kali lipat dari bobot ikan. Tapi tidak mungkin kapal ikan mampu, ikan ini diperkirakan hampir 20 Ton. Opsi menarik ke daratan dan menguburkannya, ini juga belum bisa dilakukan,” kata Ahmad.

Baca Juga:   Kajati Sumut Idianto Luncurkan Rumah RJ di Desa Subur Asahan

Menurut Sofyan, opsi membiarkan bangkai membusuk di laut bisa karena lokasi bangkai masih jauh dari pemukiman penduduk. Pihaknya juga sudah mengimbau kepada para nelayan untuk menjauhi bangkai paus.

Karena, lanjutnya menjelaskan, khawatir ada bakteri dan penyakit yang terbawa, oleh paus itu sendiri. Selain itu, kata dia, ada di dalam perut paus itu gas yang akan berkembang dan akan membuat ledakan di dalam perut.

“Jadi kami sudah mengantisipasi agar masyarakat dan nelayan menghindar, kalau memang opsi ke tiga dipilih,” ucapnya.

Selain tiga opsi tadi, ada satu penanganan yang bisa dilakukan, yakni membakar bangkai ikan paus di laut. “Tapi itupun, masih melalui proses diskusi Dinas Kelautan dan Perikanan Asahan, BKSDA dan instutusi lainnya,” tambah Ahmad.

Baca Juga:   Papan Bunga "Semoga Cepat Sembuh" Dikirim Khusus Untuk Ketua DPRD Padangsidimpuan