mediasumutku.com| MEDAN- Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (Asia-Pacific Economic Cooperation atau disingkat APEC) adalah forum ekonomi 21 negara di Lingkar Pasifik yang bertujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan ekonomi, mempererat komunitas dan mendorong perdagangan bebas di seluruh kawasan Asia-Pasifik.
APEC diadakan setiap tahun di berbeda negara. Namun, untuk menjadi tuan rumah APEC di masa pandemi Covid, ada tantangan besar yang harus dihadapi negara tersebut.
Plh. Direktur Perundingan APEC dan Organisasi Internasional Kemendag, Antonius Yudi Triantoro menyampaikan, sebagai tuan rumah, Malaysia menghadapi tantangan yang sangat besar. Ada tiga tugas berat yang dihadapi, yaitu penerapan Bogor Goals yang belum sesuai ekspektasi sehingga perlu dilanjutkan dalam visi APEC selanjutnya.
“Harapan akan disepakatinya pernyataan deklarasi bersama tingkat Pemimpin APEC (Leaders statement) di sekitar bulan November mendatang, mengingat tidak adanya pernyataan tersebut dalam dua tahun berturut- turut; serta pandemi Covid-19 yang menuntut penanganan cepat dan tepat sasaran. Ketiga tugas berat tersebut dipersulit dengan pertemuan yang harus dilakukan secara virtual karena pandemi Covid-19 yang berkepanjangan,” katanya, Jumat (25/9/2020).
Dia menuturkan, untuk menjawab ketiga tantangan tersebut, Malaysia mengangkat tiga hal utama. Pertama, fasilitasi perdagangan dengan membangun sistem perdagangan multilateral yang transparan, inklusif, dan berkelanjutan.
Kedua, lanjutnya, pemanfaatan teknologi digital untuk penanganan pandemi Covid-19 dan percepatan pemulihan ekonomi. Ketiga, fasilitasi perdagangan dan investasi melalui fasilitasi pergerakan barang dan orang yang menjadi esensial di masa pandemi.
“Ketiga hal utama yang diusung tuan rumah Malaysia dinilai sejalan dengan upaya yang selama ini diperjuangkan Indonesia di forum APEC, khususnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan merata serta menjamin kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Yudi.
Di masa pandemi ini kata dia, kegiatan perdagangan dan investasi, terutama yang bersifat lintas batas, sangat terganggu. Padahal, kegiatan tersebut sangatlah penting untuk menggerakkan roda perekonomian.
“Memastikan kelancaran pergerakan barang dan orang menjadi esensial di masa pandemi melalui pemanfaatan teknologi digital dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.Hal ini sangat penting dilakukan untuk percepatan pemulihan ekonomi,” tambah Yudi. (MS11)