Pantau The Fed, Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini – Nilai tukar rupiah berisiko melemah terhadap dolar Amerika bersama mayoritas mata uang Asia lainnya jelang rapat kebijakan The Fed pada Rabu (20/3/2024).
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif hari ini, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.700-Rp15.760 per dolar AS. Sebelumnya pada Selasa (19/3/2024) rupiah ditutup melemah 0,17% ke Rp15.717 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS menguat 0,35% ke 103,94. Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup mayoritas melemah. Yen Jepang turun 0,89%, dolar Singapura turun 0,26%, dolar Taiwan turun 0,34%, won Korea Selatan turun 0,46%, dan peso Filipina turun 0,66%.
Kemudian rupee India turun 0,10%, yuan China melemah 0,01%, ringgit Malaysia turun 0,32%, dan baht Thailand turun 0,28%.
Ibrahim Assuaibi dalam risetnya mengatakan pasar kini memperkirakan kurang dari tiga pemotongan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, turun dari hampir dua kali lipat dibandingkan pada awal tahun ini, menurut data LSEG.
Ibrahim menjelaskan menurut FedWatch Tool dari CME Group kontrak berjangka menunjukkan sekitar 51% kemungkinan penurunan suku bunga pertama pada bulan Juni, juga turun tajam dari ekspektasi sebelumnya.
Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun yang menjadi acuan naik ke level tertinggi tiga minggu di 4,348%. Kenaikan ini menambah kekuatan dolar karena pasar memperkirakan suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Ibrahim juga menyebut fokus pasar pada hari Rabu ini adalah apakah para pembuat kebijakan Fed akan mengubah proyeksi mereka, atau melakukan dot plot terhadap perekonomian dan penurunan suku bunga untuk tahun ini dan dua tahun mendatang.
“The Fed pada bulan Desember memproyeksikan pelonggaran sebesar 75 basis poin pada tahun 2024,” ucapnya. Dari dalam negeri, sentimen datang dari Lembaga Pemeringkat Fitch yang kembali mempertahankan peringkat atau rating kredit Indonesia pada posisi BBB dengan outlook stabil.
Keputusan ini dinilai mencerminkan kesuksesan Indonesia dalam mencapai konsolidasi fiskal yang cepat dan didukung oleh pertumbuhan pendapatan solid.
Hanya saja, pendapatan negara dan indikator struktural yang masih relatif lebih rendah dibanding negara-negara peers BBB masih menjadi tantangan bagi Indonesia.
Fitch juga memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap solid, didorong oleh investasi domestik yang kuat dan konsumsi dalam negeri yang stabil.
Ke depannya, Fitch memperhitungkan pendapatan pemerintah berpotensi meningkat seiring waktu. Keputusan untuk mempertahankan outlook stabil mencerminkan keyakinan Fitch Indonesia mampu menjaga stabilitas makroekonomi dalam jangka pendek.