Jakarta, Mediasumutku.com– Setelah sekian lama dinanti, akhirnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai menggunakan aspal karet untuk penanganan jalan nasional di seluruh Indonesia.
Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Joko Widodo saat bersilaturahmi dengan Para Petani Karet Se-Provinsi Sumatra Selatan, di Kabupaten Musi Banyuasin pada bulan Maret 2019.
Dalam keterangan resminya, Kamis (22/8/2019), Kementerian PUPR menargetkan pada tahun 2019 panjang effektif jalan nasional 65,56 km menggunakan campuran aspal karet sebanyak 2.542 ton, di mana dengan asumsi penggunaan karet 7% terhadap aspal maka jumlah karet yang terserap sebanyak 177,95 ton.
“Aspal karet memiliki tingkat perkerasan lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, dan daya tahan lebih tinggi dibanding aspal biasa,” kata Menteri Basuki di situs resmi Kementerian PUPR.
Penggunaan aspal karet salah satunya pada pengerjaan preservasi jalan nasional Lintas Tengah Jawa pada ruas Ajibarang-Banyumas-Klampok-Banjarnegara di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) sepanjang 4,8 km dari total yang ditangani 63,03 km.
Pada tahun 2019, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VII Direktorat Jenderal Bina Marga melakukan peningkatan kualitas jalan Lintas Tengah Jawa yang meliputi pemeliharaan rutin jalan (20,64 km), pemeliharaan rutin kondisi (25,12 km), rehabilitasi mayor (10,87 km), rekonstruksi jalan (0,9 km), pekerjaan holding (10,87 km), dan pemeliharaan jembatan (597,7 km).
“Pada pekerjaan preservasi paket ini dilakukan rehabilitasi mayor sepanjang 10,5 km yang meliputi perbaikan eksisting, penambalan jalan berlubang, dan pengaspalan jalan 2 lapis. Ada 6 ruas yang dikerjakan, dua diantaranya menggunakan pelapisan aspal karet sepanjang 4,8 km. Yakni ruas Sokaraja-Kaliori sepanjang 2,9 km full aspal karet seluruhnya dan Patikraja-Rawalo sepanjang 1 km dari total panjang 1,9 km, sisanya aspal modified,” kata Kepala BBPJN VII Akhmad Cahyadi.
Kelebihan campuran aspal karet alam yakni meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur. Penggunaan aspal karet untuk pengaspalan jalan sudah dilakukan Kementerian PUPR di beberapa lokasi jalan nasional, salah satunya di ruas Ciawi-Sukabumi dan Jalan bts Karawang-Cikampek.
Selain menggunakan aspal karet pada pekerjaan rehabilitasi mayor, BBPJN VII melalui Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah II Jawa Tengah melakukan peningkatan kualitas jalan pada ruas Purwokerto-Patikraja dengan mengganti jalan aspal menjadi beton rigit.
Seluruh pengerjaan konstruksi preservasi jalan ini dilakukan oleh kontraktor PT Satria Buana Pamula Sakti dengan biaya APBN tahun 2019 sebesar Rp 49,7 miliar. Masa pelaksanaan 343 hari kalender sejak kontrak 23 Januari dan ditargetkan selesai 31 Desember 2019.
Saat ini progres seluruh pekerjaan mencapai 57,3% atau lebih cepat dari rencana sebesar 53%.
“Penanganan Jalur Lintas Tengah Jawa untuk meningkatkan kualitas layanan bagi pengendara karena penghubung antara jalur Lintas Selatan dengan Tol Trans Jawa, dan juga jalur Pantai Utara (Pantura),” ujar Akhmad Cahyadi.
Selain preservasi jalan, peningkatan kualitas jalan juga dilakukan dengan pembenahan dan pembuatan drainase baru sepanjang 3,6 km. Untuk pembangunan drainase dengan konstruksi baru berada di ruas Purwokerto-Patikraja (350 meter).
Sedangkan konstruksi beton di Jalan Veteran (250 meter) dan beberapa spot di ruas Purwokerto-Patikraja-Rawalo-Sukoraja-Kaliori sepanjang 3 km.
“Pembangunan drainase jalan yang terhubung dengan sistem drainase lingkungan sangat penting untuk menghindari terjadinya genangan sehingga memperpanjang usia layanan jalan,” tuturnya.
Sebagian ruas yang tengah dikerjakan telah dilengkapi lampu penerangan menggunakan solar cell, khususnya pada ruas yang melintasi wilayah kota/kabupaten dan titik-titik yang rawan kecelakaan.
Selanjutnya pada tahun 2020, peningkatan ruas yang belum ditangani akan dilanjutkan di antaranya melakukan pelebaran untuk jalan dengan lebar kurang dari 7 meter (4,5-5,5 meter) sepanjang 21,7 km.
Lalu, di ruas batas Kabupaten Banyumas-Klampok (7 km), Klampok-batas Kota Banjarnegara (12,8 km), dan ruas batas Kota Banjarnegara- batas Kabupaten Wonosobo (1,9 km).
Kemudian juga diusulkan pelebaran jalan pada paket Ajibarang sepanjang 1,8 km yakni ruas Buntu-Banyumas (800 meter) dan Banyumas- batas Kabupaten Banjarnegara (1 km). (MS1/pupr)