mediasumutku.com| MEDAN- Berinvestasi di pasar saham kian marak terutama di kalangan milenial. Peran sosial media turut mendukung gencarnya informasi seputar investasi saham. Namun, masih banyak investor pemula belum membekali diri dengan pengetahuan dalam berinvestasi, dan sekadar ikut-ikutan membeli saham.
Kepala Kantor Perwakilan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Utara Muhammad Pintor Nasution mengatakan, berinvestasi pada produk apapun, tentu memiliki risiko.
“Semakin tinggi potensi keuntungan (return), semakin tinggi pula risiko investasi,” katanya, Jumat (2/4/2021).
Dijelaskannya, produk saham dari perusahaan efek yang dibeli di Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk kategori investasi dengan risiko yang tinggi. Untuk itu, sangat penting bagi calon investor untuk mengukur lebih dahulu profil risiko masing-masing sebelum mulai berinvestasi.
“Investor dengan profil risiko agresif atau risk taker sangat direkomendasikan berinvestasi saham. Lalu, bagaimana dengan investor yang memiliki profil risiko moderat atau konservatif? berinvestasi saham tetap dimungkinkan, akan tetapi berinvestasi pada jenis investasi berjangka panjang dapat menjadi strategi pengelolaan risiko,” sebutnya.
Di sisi lain, lanjutnya, semakin panjang jangka waktu berinvestasi, semakin kecil tingkat risiko. Hal ini karena harga saham cenderung berfluktuasi dalam jangka pendek. Sedangkan, dalam jangka panjang atau di atas lima tahun, harga sahamsecara historical mengalami tren kenaikan seiring membaiknya kinerja keuangan perusahaan diikuti dengan siklus perekonomian.
“Setelah calon investor memahami risiko investasi serta mengetahui profil risikonya, maka selanjutnya adalah strategi berinvestasi,” ujarnya.
Dalam berinvestasi, tambahnya, seorang investor dapat menggunakan dua pendekatan, diantaranya baik secara teknikal maupun fundamental. Strategi teknikal adalah berinvestasi dengan cara menganalisa kenaikan dan turunnya harga saham perusahaan.
“Strategi teknikal menggunakan data historis dari indikator penting suatu emiten atau perusahaan tercatat yang dijadikan acuan dengan melihat pola pergerakannya (kenaikan/ penurunan),”ujarnya. (MS11)