Scroll untuk baca artikel
Religi

Resik Kampung, Tradisi Suroan yang Masih Dijalankan Etnis Jawa di Asahan

×

Resik Kampung, Tradisi Suroan yang Masih Dijalankan Etnis Jawa di Asahan

Sebarkan artikel ini

mediasumutku.com | Asahan – Tradisi suroan, menjadi kebiasaan turun temurun yang masih dilakukan oleh masyarakat Jawa sampai sekarang. Biasanya digelar dalam rangka memperingati tahun baru Islam (1 Muharram) sebagai bagian dari refleksi dalam  ketentraman batin dan keselamatan.

Tak terkecuali bagi masyarakat etnis Jawa di Kabupaten Asahan. Mereka mengenal kebiasaan adat ini sebagai resik kampung yang lebih dekat kepada kegiatan suroan. Mereka akan menggelar pertemuan silaturahmi, makan dan doa bersama untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya

Pada acara yang dilaksanakan masyarakat jawa di Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, diinisiasi oleh Pujakesuma dihadiri oleh tokoh masyarakat jawa, Surya yang juga Bupati Asahan dan Titiek Sugiharti, pada Minggu (23/8/2020) kemarin.

Baca Juga:   Para Ulama Insya Allah Ada di Belakang Bobby Nasution

“Tradisi satu suro menitik beratkan pada ketentraman batin dan keselamatan. Peringatan satu suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari seluruh etnis jawa yang beragama islam dengan tujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya,” kata Suryono, tokoh adat masyarakat Jawa.

Selain itu, sepanjang bulan suro etnis Jawa meyakini untuk terus bersikap eling (ingat) dan waspada. Eling memiliki arti manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan dimana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan.

“Waspada berarti manusia juga harus terjaga dari godaan yang menyesatkan,” kata dia.

Ketua MPO Pujakesuma Asahan Asmunan mengharapkan, moment suroan ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bersih bersih baik di lingkungan rumah, desa, kecamatan hingga Kabupaten.

Baca Juga:   Ketua Gemabudhi Sumut Minta Polisi Tangkap Pelaku Pembakaran Vihara Rakhitavana Buddist Center

“Kepada warga jawa diharapkan untuk dapat melestarikan budaya jawa yang sekarang sudah mulai tergerus oleh perkembangan zaman. Hal ini dapat dilakukan apabila warga jawa mempunyai komitmen untuk melestarikannya,” pesan Asmunan.

Sementara itu, Bupati Asahan, Surya, mengatakan, acara suroan dan bersih kampung ini merupakan budaya leluhur etnis jawa yang harus dilestarikan. Kegiatan resik kampung yang selalu dilaksanakan tiap tahun dimaksudkan agar hati masyarakat bersih tanpa ada rasa iri, dengki, niat buruk, menjaga perdamaian, kerukunan dan keguyupan demi mencapai kemakmuran bersama.

Pada kesempatan itu, Surya juga  mengajak, warga Kecamatan Bandar Pasir Mandoge dan masyarakat Kabupaten Asahan untuk terus membudayakan semangat bergotong royong demi menjaga kerukunan, mempersatukan perbedaan dan menjadikan Asahan sebagai daerah yang maju dan lebih baik lagi. (MS10)

Baca Juga:   Gubsu Ajak Masyarakat Teladani Nabi Muhammad SAW