mediasumutku.com | JAKARTA – Kurs tukar rupiah kembali menghijau masih terpapar sentimen trade deal tahap pertama, Rabu (18/12) kemarin. Berdasarkan data Bloomberg, di pasar spot, rupiah menguat ke level Rp 13.988 per dollar AS menguat tipis 0,06% terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Begitupula kurs tengah rupiah yang menguat 0,07% ke harga Rp 14.007 per dollar AS.
Menurut Reny Eka Putri, Ekonom Bank Mandiri sebut penguatan rupiah yang sudah berlangsung dua hari ke belakang terjadi didorong oleh sentimen eksternal yakni terkait trade deal AS-China tahap pertama.
“Sebenernya tidak ada yang terlalu baru Jadi kalau kita lihat memang dari domestik sempat melemah lagi ketika defisit neraca perdagangan dirilis. Kalau kita lihat dengan kondisi yang saat ini, penguatan rupiah lebih didorong oleh faktor eksternal di mana terjadi kesepakatan dagang antara AS dan China. Jadi kita lihat dari adanya kesepakatan ini menimbulkan optimisme bagi investor bahwa perang dagang tidak akan berlarut-larut,” tutur Reny.
Selain itu, Renny nilai pernyataan The Fed yang menyatakan akan mempertahankan suku bunga flat hingga tahu depan juga menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Analis PT Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menambahkan penguatan rupiah hari ini juga didorong oleh sentimen Brexit yang pada pemilu pekan lalu dimenangkan oleh partai konservatif. Sementara dari dalam negeri, Yudi nilai masih minim katalis positif bagi pergerakan harga rupiah.
Reny dan Yudi sama-sama sebut sentimen eksternal masih akan mendominasi pergerakan rupiah. Keduanya sebut, dari dalam negeri sendiri pasar saat ini menantikan kepastian terkait penetapan suku bunga acuan dalam RDG BI Besok. Reny sebut Bank Mandiri sendiri hingga saat ini prediksikan BI akan mempertahankan suku bunganya.
Yudi menambahkan meskipun BI mempertahankan suku bunga hal ini tetap jadi sentimen yang menarik pasalnya tingkat suku bunga Indonesia sudah dipandang memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi dibanding bank sentral lainnya.
Reny proyeksikan rupiah akan kembali menguat tipis di kisaran Rp 13.880 – Rp 14.020. Yudi juga proyeksikan rupiah akan kembali menguat dengan catatan tidak ada sentimen negatif dari AS-China di rentang Rp 13.940- Rp 14.000.