Scroll untuk baca artikel
Medan

Upaya Tobatenun Tingkatkan Kualitas Hidup Perajin Kain Batak

×

Upaya Tobatenun Tingkatkan Kualitas Hidup Perajin Kain Batak

Sebarkan artikel ini

MEDAN- Kain Batak merupakan salah satu wisata Indonesia yang sarat akan nilai budaya. Walaupun kaya akan nilai budaya, eksistensinya terbilang masih di bawah kain Songket atau Batik. Butuh upaya revitalisasi agar kain Batak tidak punah.

Tobatenun berupaya untuk melakukan berbagai program kerja seperti pelatihan dan pendidikan perajin kain Batak, serta pengembangan komunitas penenun yang didominasi oleh perempuan.

Sejak tahun 2015, pemerintah telah menetapkan Hari Ulos Nasional pada setiap bulan Oktober. Berangkat dari hal tersebut, Tobatenun telah melaksanakan Lomba Selendang Tenun bagi para penenun di Sumatera Utara. Hasil karya pemenang akan dijual ke donatur Yayasan Del kemudian untuk umum, dimana hasil penjualan akan didonasikan ke komunitas Jabu Bonang dalam memeriahkan Acara Ulang Tahun ke-20 Yayasan Del.

Baca Juga:   Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu Dilantik Sebagai Kepala dan Wakil Mabicab Pramuka Kota Medan

“Sesuai dengan tujuan Tobatenun dari awal, kami hadir untuk melestarikan kain Batak dan penenunnya. Kami sangat puas melihat karya dari penenun asal Sumatera Utara yang mengikuti lomba Selendang Tenun. Kami juga melihat perkembangan kreativitas penenun yang terlihat pada motif, kemampuan, dan kerapian bertenun dengan material serat alam,” ujar Kerri na Basaria, Ketua Panitia Acara Ulang Tahun ke-20 Yayasan Del dan CEO & Founder PT Toba Tenun Sejahtra, Rabu (3/11/2021).

Pihaknya juga percaya bahwa inisiasi ini dapat berkontribusi untuk menciptakan warisan untuk bangsa yang merupakan tema besar perayaan Hari Ulang Tahun Yayasan Del ke-20. Selain itu, kami juga berharap donasi ini dapat membantu menyejahterakan kualitas hidup para penenun di komunitas Jabu Bonang.

Baca Juga:   Ketersediaan Tabung Oksigen Di Medan Dipastikan Aman

Tiga orang pemenang dari daerah Samosir telah ditentukan, yaitu Dormauli Nainggolan, Anna Dahlia Silaban, dan Denita Manihuruk. Kualitas tenun yang dihasilkan dari lomba ini lebih bermutu karena menggunakan benang dan serat alami daripada serat sintetis serta pewarna kimia yang biasanya dipakai.

“Kami cukup tertantang dengan lomba ini karena bahan yang digunakan lebih berkualitas dan memiliki keunikan tersendiri. Kami juga turut senang berkat lomba ini kami jadi lebih terlatih, sehingga dapat memproduksi kain Batak dengan kualitas yang lebih bagus serta mampu membantu komunitas penenun. Kami harap warisan dari leluhur kami dapat selalu terjaga sebagai warisan untuk bangsa,” ujar Denita Manihuruk, salah satu pemenang Lomba Selendang Tenun 2021. (MS11)

Baca Juga:   100 Persen Jalan Nasional Di Medan Akan Diperbaiki