mediasumutku.com| MEDAN-Sejak berdiri 17 tahun lalu, kinerja Lembaga Riset Publik (Larispa) Indonesia telah berhasil membantu 302 program studi berstandar nasional B (baik Sekali) akreditasi program studi pada perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2020.
Hal ini diungkapkan Ketua Larispa Indonesia M Rizal Hasibuan saat melakukan rapat kerja dan upgrading yang digelar selama dua hari 22-23 Januari di Grand Inna Medan.
Rapat kerja dan upgrading ini kata Rizal, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dan anggota komunitas Larispa Indonesia yang terdiri dari dosen dan pelatih yang melakukan review terhadap kerja karyawan Larispa Indonesia yang memberikan jasa penelitian, pelatihan, survei, konsultan manajemen, kesehatan dan riset sektor publik
“Jika pada tahun lalu larispa telah mengkonsultasi total 302 program studi berstandar nasional baik sekali (B) dan unggul (A) dan mengkonsultasi pendirian institusi pendidikan baru di Bekasi dan perubahan bentuk kampus baru di kota Ambon. Sampai tahun 2020 sebutnya, jumlah juga anggota komunitas komunitas kita tercatat ada 283 orang naik sebanyak 50 orang dari tahun sebelumnya yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia,” katanya, Minggu (24/1/2021).
Ketua komunitas peneliti dan pelatih Larisp Indonesia Dr. Fitri Rahmadana ketika ditanya rencana pengembangan menyatakan, target pada 2021 Larispa Indonesia ini akan menambar 10 kantor baru di sepuluh propinsi di wilayah indonesia tengah dan timur.
Saat ini lanjutnya, Larispa yang berkantor pusat di Medan telah memiliki 8 kantor cabang kota yaitu, di Jakarta, Makassar, Balikpapan, Nias, Padang, Pekanbaru, Aceh dan Jambi dan saat ini yang sedang proses yakni, Papua dan Papua Barat serta di Jawa Tengah (solo) ditargetkan di 2021 setengah wilayah Republik Indonesia (RI) telah memiliki pendirian perwakilan Larispa Indonesia.
“Sehingga semakin banyak perwakilan maka semakin banyak perguruan tinggi yang dapat di konsultasi untuk berstandar nasional, baik sekali (B) dan unggul (A)?untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia menjadi masyarakat yang sejahtera,” ungkap dosen unimed ini.
Berkaitan dengan tantangan Larispa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masa pandemi Rizal hasibuan menyatakan, di tahun 2021 merupakan masa-masa sulit bagi pengembang kualitas pendidikan di indonesia karena sektor pendidikan mengalami pengaruh yang perubahan pembelajaran dari idealnya dilakukan dengan tatap muka menjadi pembelajaran on line (Daring).
Pembelajaran atau perkuliahan dengan cara yang online atau daring memiliki kelemahan karena tidak adanya interaksi dan bagi bidang ke ilmuan yg membutuhkan peraktik tidak dapat dilakukan.
Menurut Rizal, terjadi stagnasi berkaitan dengan pengembangan pendidikan karena adanya pandemi.
“Kita juga menyadari dengan adanya pandemi ini mengakibatkan siswa dan mahasiswa kita itu mengalami dampak negatif berupa ketergantungan pada Hp dan kecanduan bermain game dan lainnya. Dampak lainnya dengan tidak terjadwalnya pembelajaran seperti merokok dan melakukan pencurian ini menjadi tantangan sendiri dalam dunia pendidikan terutama di perguruan tinggi menjadi tantangan tersendiri untuk mengkonsultasi peningkatan kualitas pendidikan yang berkaitan dengan ke siswaan,” ungkapnya.
Untuk itu sambungnya, pemerintah seharusnya memiliki strategi untuk melaksanakan belajar tatap muka secara langsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,.
“Karena, kita seharusnya segera beradaptasi dengan kondisi pandemi ini sesuai dengan pernyataan Presiden Jokowi mengatakan. Kita harus berdamai dengan Covid-19. Maka seharusnya bisa dilakukan sekarang sehingga tidak terbawa dengan situasi yang terus buruk,” ujarnya.
Daerah yang berstatus zona hijau seharusnya sudah boleh Melakukan belajar tatap muka langsung. Seperti, sekolah dibawah kementerian agama seperti, pesantren yang sudah menerapkan keputusan tersebut.
“Perlu dipikirkan memang upaya-upaya pembelajaran tatap muka ini dengan protokol kesehatan yang ketat dan di selenggarakan dengan waktu cepat,” pungkasnya.(MS11)