mediasumutku.com | JAKARTA-Punguan Pomparan Baginda Raja Sojuangon Rambe Ziarah Bersama ke makam leluhur di Desa Aek Pisang, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara beberapa waktu lalu.
Menurut Ketua Pomparan Baginda Raja Sojuangon Rambe se Jabidetabekser Muntara Rambe, SH, bahwa sejak berdiri Pomparan Baginda Raja Sojuangon Rambe se-Jabodetabekser dan pengurus Punguan Rambe Boru Bere Kecamatan Dolok Dolly Rambe, Sekretaris Panyahatan Rambe, Bendahara Saut Rambe sangat terharu dengan terlaksananya ziarah bersama ke makam leluhur.
“Kami sangat terharu dengan rencana kami selama ini unuk melaksanakan ziarah bersama ke makam leluhur, oppung kita TUAN HABONARAN/BAGINDA RAJA SOJUANGON RAMBE yang lokasinya berada di Desa Aek Pisang, Kecamatan Aek Bilah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara,” paparnya.
Secara khusus, lanjut Muntara Rambe, seluruh pomparan Rambe mengucapkan terimakasih atas tuntunan dan bimbingan DAULAT RAJA AGUNG PANUTURI HASADAON DR.JONNER RAMBE, SE, MM, yang menyatukan pomparan Baginda Raja Sojuangon Rambe se-Jabodetabekser dengan Rambe di Tano Hatubuan (kampung halaman), Aek Pisang Tano Rambe Holbung di Luat Sipiongot.
“Inilah sejarah pertama ziarah bersama ke makam oppung kita/leluhur kita. Kami punguan Rambe se-Jabodetabekser sangat bersyukur dan berterimakasih kepada pengurus Rambe Kecamatan Dolok dan segenap pomparan Rambe yang ada di Tano Hatubuan,” kata Muntara Rambe.
Terlaksananya kegiatan ziarah ke makam leluhur ini tidak terlepas dari gagasan-gagasan yang disampaikan Muntara Rambe sebagai Ketua Punguan Rambe. Mulai dari membuat pertemuan di Paluta sampe membuat Punguan Marga Rambe di Tano Hatubuan.
Di usia Muntara Rambe (33 tahun) dan masih muda sudah berpikir ke depan. Muntara Rambe memiliki kegelisahan dan kerinduan agar ke depannya generasi muda memiliki kepedulian dan ikut berpartisipasi dalam melestarikan budaya dan adat istiadat yang kita jalankan selama ini.
Muntara Rambe menambahkan bahwa sejarah leluhur kita/makam leluhur kita harus selalu kita kenang sampai anak cucu agar kelak mereka mengetahui sejarah marganya dan siapa saja teman semarga-nya dan dari mana asal usulnya.
Marga Rambe juga selalu menjunjung tinggi falsafahnya dan tatanan adatnya Dalihan Na Tolu (dianalogikan sebagai tungku berkaki tiga) merupakan tiga kedudukan fungsional sebagai suatu kedudukan konstruksi sosial yang terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama. Ketiga tungku tersebut adalah Kahanggi/Hahanggi, Mora/Hula-hula, dan Anak Boru/ Boru.
“Falsafah ini mengajarkan kita untuk saling menghargai, dan dalam tatanan marga Rambe yang namanya menikah satu marga selalu dihindari dan falsafah ini selalu ditanamkan dari generasi ke generasi,” pungkasnya.
NAPURAN TANO TANO RANGGING MARSIRANGGOMAN.
HITA POMPARAN NI RAMBE .BADAN TAI PADAO DAO.
TONDIT TAI MARSIGOMGOMAN.
Jongjong au di parsabolas.manatap tu sidimpuan .sude Hita mandokkon horas.aso mar hasuksesan di hangoluan..