Mediasumutku.com | Bandung : Badan Narkotika Nasional (BNN) menggerebek rumah yang menjadi tempat produksi narkotika, Minggu (23/2/2020).
Rumah yang beralamat di Jalan Cingised, Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung, diketahui memproduksi narkotika yang diduga masuk golongan empat.
Penggerebekan dipimpin langsung Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari. Dari hasil pengerebekan, petugas BNN mendapati beberapa alat produksi dan jutaan pil yang diduga narkotika tersebut.
Pantauan di rumah tersebut, ada dua alat produksi yang berada di ruangan depan dan satunya lagi berada di paling belakang. Petugas juga terlihat memeriksa beberapa orang yang diduga operator dari pabrik rumahan tersebut.
Saat penggerebekan, terlihat ada lima orang yang menggunakan baju tahanan BNN. Mereka di antaranya Iwan Ridwan alias Japra yang berperan sebagai pengawas di sekitar rumah, lalu Marfin alias Vino, yang mengedarkan narkotika tersebut. Kemudian Sukaryo yang berperan sebagai pemilik rumah dan juga berperan sebagai orang yang mengambil bahan pembuatan pil narkotika.
BNN bongkar pabrik narkoba rumahan di Bandung. (Ist)
Kemudian dua orang lainnya bernama Budi dan seseorang yang kerap dipanggil Pak Haji, yang berperan sebagai pembuat narkotika.
“Saya hanya menjual. Biasanya ke Jakarta menjualnya. Untuk harga saya jual Rp2 juta satu dus dan dapat untuk 1 juta,” ujar Marfin, salah seorang tersangka.
Sementara Sukaryo mengatakan pabrik rumahan ini sudah berjalan selama dua bulan. Dalam satu hari, pabrik rumahan itu dapat membuat 200 butir pil yang diduga narkotika.
Untuk mendapatkan bahan baku, Aryo mengatakan ia mendapat kiriman dari seseorang yang tidak diketahui identitasnya.
“Sehari 200 pil, itu dua-dua. Satu dusnya dijual Rp1 juta,” kata pria yang kerap di panggil Aryo.
Pil yang diduga narkotika ini, lanjut Aryo, jika mengonsumsinya dapat memberikan rasa bugar terhadap tubuh penggunanya.
“Untuk jenisnya belum diketahui. Informasi di lapangan, masih ada barang buktu di luar tempat ini. Kita akan sampaikan besok untuk detailnya,” kata Arman Depari, di sela-sela pengerebekan.
Sementara itu, warga yang berada di lokasi tidak menyangka rumah itu menjadi pabrik narkotika. Ketua RT 3 Leni (46) mengaku tempat tersebut seringkali terlihat sepi dari aktivitas sehingga warga setempat tidak mencurigai apapun.
“Terkejut dan enggak curiga. Biasanya sepi aja,” kata dia di lokasi.