mediasumut.com | JAKARTA – Dalam tiga hari terakhir, pergerakan harga minyak cenderung datar pada perdagangan Jumat (18/10/2019) pukul 7.13 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2019 di New York Mercantile Exchange naik tipis ke US$ 53,97 per barel dari harga kemarin pada US$ 53,93 per barel.
Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman Desember 2019 di ICE Futures pagi ini melemah ke US$ 59.81 per barel dari posisi kemarin pada US$ 59,91 per barel.
Data Energy Information Administration Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa persediaan minyak melonjak 9,3 juta barel pekan lalu, jauh lebih tinggi daripada prediksi awal 2,8 juta barel. Lonjakan stok minyak ini disebabkan oleh penurunan produksi penyulingan ke kapasitas terendah sejak September 2017. Kapasitas terpakai perusahaan penyulingan AS turun ke 83,1%.
Penurunan kapasitas terpakai ini menyebabkan stok produk minyak olahan seperti bensin turun sebesar 2,6 juta barel pekan lalu. Sedangkan diesel dan heating oil turun 3,8 juta barel.
“Salah satu masalah kenaikan stok adalah bahwa pengolahan minyak tidak jalan. Penutupan pengolahan minyak ini menjadi kekhawatiran,” kata Phil Flynn, senior energy analyst Price Futures Group kepada Reuters.
Impor minyak AS pun turun setelah AS menerapkan sanksi terhadap perusahaan perkapalan China, COSCO Shipping Tanker (Dalian) co dan anak usahanya COSCO Shipping Tanker (Dalian) Seaman & Ship Management Co karena tuduhan mengangkut minyak Iran.