MEDAN– Penyelenggara fintech berbasis P2P Lending Akseleran sukses menekan angka kredit macet (non performing loan/NPL) di angka 0,08 persen dari total penyaluran pinjaman usaha secara kumulatif hingga awal September 2021 atau turun 0,15 persen dibandingkan realisasi NPL di periode yang sama tahun 2020.
Dengan pencapaian tersebut, Akseleran optimistis dapat mempertahankan angka NPL tetap di bawah 1 persen di akhir tahun ini sejalan dengan mulai diimplementasikannya fasilitas proteksi asuransi kredit sebesar 99 persen di setiap kampanye pinjaman per 1 September 2021.
Ivan Tambunan, CEO and Co-Founder Akseleran, mengatakan, fokus utama Akseleran adalah selalu berusaha memberikan peace of mind kepada setiap penggunanya baik peminjam (borrower) maupun pemberi pinjaman (lender) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam hal ini, Ivan mengungkapkan, salah satu hal yang paling dikhawatirkan lender adalah terjadinya risiko gagal bayar atau NPL sehingga dengan begitu mulai September ini Akseleran meningkatkan cakupan proteksi asuransi kredit yang semula sebesar 90 persen dari pokok pinjaman tertunggak menjadi 99 persen dari pokok pinjaman tertunggak.
“Secara hitungan rata-rata NPL tiap bulannya di tahun ini, mulai Januari hingga Agustus 2021, rata-3rata NPL Akseleran dari total penyaluran pinjaman usaha secara kumulatif berada di angka 0,11 persen. Adanya proteksi asuransi kredit 99 persen dan selalu memfokuskan setiap bisnis usaha yang memiliki cashflow baik serta tetap memperbesar porsi pinjaman dari invoice financing yang saat ini memiliki portofolio 70 persen di Akseleran semakin membuat kami optimis bahwa angka NPL di akhir tahun 2021 dapat semakin membaik atau di bawah 1 persen,” sebut Ivan, Jumat (10/9/2021).
Ivan menjelaskan, perbaikan kualitas pinjaman berupa rendahnya angka NPL Akseleran tidak mengurangi pertumbuhan penyaluran pinjaman usaha kepada UMKM yang sedang membutuhkan
modal kerja.
Sekalipun di tengah pandemi saat ini, dia menyampaikan, hingga akhir Agustus 2021 Akseleran berhasil mencatat total penyaluran pinjaman usaha sebesar Rp1,05 triliun atau tumbuh 109 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
“Saat ini rata-rata penyaluran pinjaman usaha Akseleran setiap bulannya sudah mencapai sebesar Rp170 miliar lebih atau sudah melampaui rata-rata bulanan di tahun lalu yang berada di kisaran Rp100 miliar hingga Rp120 miliar. Tren penyaluran terus meningkat setiap bulan dan secara kumulatif Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman usaha sebesar Rp2,9 triliun kepada lebih dari 2.500 peminjam dan didukung oleh sekitar 160 ribu lender retail atau perorangan maupun lebih dari 17 institutional lender,” kata Ivan.
Selain itu, dia menyampaikan, Akseleran akan kembali menutup kuartal ketiga tahun ini dengan pertumbuhan. Ivan mengungkapkan, setidaknya hingga di minggu pertama September ini Akseleran sudah melewati realisasi penyaluran pinjaman usaha di kuartal ketiga tahun 2020 dengan pertumbuhan sebesar 43 persen dan akan melanjutkan rapor hijau yang juga terjadi di kuartal pertama dan kuartal kedua tahun 2021.
“Penyaluran pinjaman usaha Akseleran saat ini juga sudah semakin menyebar luas di luar Pulau Jawa, antara lain Kalimantan, Riau, Sulawesi, dan Maluku yang masuk ke dalam 10 besar wilayah di Indonesia dengan penyaluran pinjaman usaha terbesar Akseleran. Wilayah-wilayah tersebut memang memiliki potensi UMKM yang memiliki lini usaha yang cocok dengan Akseleran khususnya di sektor Engineering/Construction, Coal & Related Energy, Power, Oil & Gas, Business & Consumer Services, dan Electrical Equipment,” ujarnya. (MS11)