Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Harga TBS Mahal, Petani Sawit Jangan Terlena

×

Harga TBS Mahal, Petani Sawit Jangan Terlena

Sebarkan artikel ini
Foto :Ilustrasi sawit/int

MEDAN- Harga TBS (tandan buah segar) yang mencapai Rp. 3.300 perkilogram di tingkat petani harus disyukuri. Kenaikan harga TBS tersebut menjadi kabar baik ditengah melambatnya laju perekonomian belakangan ini akibat pandemic covid 19. Kenaikan harag TBS tentunya memang seirama dengan kenaikan harag CPO di pasar global.

“Ada banyak sentimen yang membuat harga TBS mengalami kenaikan. Mulai bergeliatnya perekonomian dunia, sehingga membuat konsumsi CPO mengalami kenaikan. Produktifitas panen sawit yang menurun dikarenakan faktor musiman. Hingga pemicu lainnya yakni kenaikan harga komoditas energy lainnya yang turut memicu kenaikan harga CPO,” kata pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, Selasa (2/11/2021).

Dia menyarankan, agar uang dari penjualan sawit yang mahal saat ini sebaiknya digunakan untuk hal yang produktif. Seperti, memperbaiki cash flow rumah tangga para petani kita. Memperbaiki kondisi tanaman sawit, bisa dari pemupukan, atau perawatan lainnya.

Baca Juga:   Ketua ASPEKINDO Sergai Dukung Penuh Edaran Surat Kementrian Keuangan RI

“Petani jangan melupakan satu hal. Yakni harga sait pernah turun dibawah Rp. 1.000 perkilogramnya. Kita tentunya masih ingat saat pertengahan tahun 2019 silam. Dimana harga TBS di tingkat petani itu sempat di bawah Rp. 1000 perkilogram. Bahkan, ada petani yang menjual dengan harga Rp. 700 perkilogram,” katanya.

Jadi manfaatkan kenaikan harga TBS saat ini untuk keperluan yang sifatnya produktif. Karena sejarah (harga TBS murah) bisa terulang kapan saja. Meskipun saat ini saya yakin harga TBS masih akan mahal setidaknya hingga penutupan akhir tahun 2021.

Terlebih saat ini dunia juga tengah dalam ketidakpastian. Covid 19 masih menjadi masalah utama yang membuat banyak negara memilih untuk menutup wilayahnya. Masih ada ketegangan dan memburuknya hubungan politik, musim dingin yang akan usai, stagflasi yang terjadi di china juga bisa memperburuk harga CPO nantinya. Dan masih banyak lagi termasuk badai la nina serta masalah perubahan iklim lainnya.

Baca Juga:   Perkuat Sinergi dengan Kepolisian, Pertamina Patra Niaga Laksanakan Pelatihan Penggunaan APAR

“Jadi jangan terlena. Petani harus pintar dalam mengelola uang yang saat ini tengah melimpah akibat kenaikan harga sawit. Kita harus benar benar bersiap, dengan segala bentuk ancaman yang bisa merontokan harga TBS nantinya. Meksipun saat ini kita tetap optimis harga TBS masih akan bertahan mahal,” katanya. (MS11)