MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengatakan, kebutuhan dasar manusia terutama pendidikan dan kesehatan harus dipenuhi secara setara untuk masyarakat, baik di desa maupun di kota. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) terus berkomitmen melalui program strategi percepatan pelayanan dan kualitas pendidikan Sumut Bermartabat, yang akan menyetarakan kualitas pendidikan antara desa dan kota.
Hal itu dikatakan Gubernur Edy Rahmayadi pada acara Dialog Publik secara daring dengan Bupati/Walikota, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, para Kepala Sekolah dan Guru Penggerak dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional Tahun 2022 yang diselenggarakan Tanoto Foundation bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Sumut, di Hall Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Kamis (17/11).
Hadir dalam Dialog Interaktif ini Bupati Batubara Zahir, Bupati Asahan Surya, dan Walikota Pematangsiantar Susanti Dewayanti. Selaku narasumber Kepala Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Sumut Irwan Safii, Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Sumut Joko Ahmad Julifan, Direktur Eksekutif Synergy Policies Dinna Prapto Raharja.
Lebih lanjut, Edy Rahmayadi mengatakan, bahwa tingkat urbanisasi di Sumut terus meningkat. Sejak tahun 2020 penduduk yang tinggal di kota masih 20% dan di desa 80%. Sedangkan pada tahun 2021, penduduk yang tinggal di kota mencapai 70% dan di desa hanya tinggal 30%.
“Ini membuktikan desa kurang produktif, sehingga penduduk desa mencari pendidikan dan kehidupan di kota,” ujarnya.
Karenanya, Edy meminta, perhatian Bupati/Walikota dan semua stakeholder bersama-sama membangun desa dan memantapkan sarana dan prasarana termasuk kualitas pendidikan mulai pendidikan dasar sampai pendidikan menengah.
“Pendidikan dasar SD dan SMP menjadi tanggung jawab Bupati/Walikota, sedangkan SMA dan SMK menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi. Walaupun demikian kita masih bisa saling bekolaborasi,” ujarnya.
Dalam Dialog Publik itu, Edy Rahmayadi didampingi Kepala Dinas Pendidikan Sumut Asren Nasution dan Kepala BPSDM Alwi Hasibuan menyatakan, komitmen Pemprov Sumut di bawah kepemimpinannya telah menetapkan Rencana Aksi Daerah untuk mewujudkan pendidikan berkualitas.
Namun untuk mendapatkan kesempatan bersekolah tidaklah sama dengan belajar, duduk di bangku sekolah saja tidak menjamin siswa membantunya untuk sukses meniti karier. Faktornya beragam, seperti kurangnya bahan literasi, guru yang tidak datang ke kelas, murid yang tidak faham materi tapi guru tidak memfasilitasi dan lain sebagainya.
Hal lain menurut Edy, tujuan pendidikan tidak sekadar memperoleh ijazah dan lowongan pekerjaan saja tetapi yang lebih penting bagaimana mengisi ketidaktahuan dengan menambah pengetahuan, penguasaan teknologi dan diisi dengan akhlak dan budi.
“Inilah yang menjadi tugas kita bersama. Dan Pendidikan itu harus disetarakan dan jangan tinggalkan desa, bangunlah desa secara bersama-sama dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang setara,” katanya.
Edy juga mengapresiasi Sinergy Polices dan Tanoto Foundation yang ikut berpartisipasi di Sumut melalui Program PINTAR (Pengembangan Innovasi Untuk Kualitas Pembelajaran) yang telah berjalan sejak tahun 2018 dan telah mampu berkonstribusi pada peningkatan kemampuan leterasi dan numerasi siswa berdasarkan pencapaian Raport Pendidikan Tahun 2022.
Edy juga berharap kepada Tanoto Foundation yang ownernya adalah putra Sumatera Utara untuk terus meningkatkan kepeduliannya dalam memajukan sektor pendidikan terutama membantu sarana dan prasarana di Sumatera Utara.
Penambahan Sekolah Baru
Di hadapan para Kepala Sekolah dan Guru, Edy juga memaparkan upaya membangun desa dan menata kota di bidang pendidikan sejak tahun 2019 sampai tahun 2023. Komitmen membangun sekolah di desa antara lain, tahun 2019 satu sekolah SMKN Unggul Kopi dan Tanaman Keras di Desa Ulu Pungkut Madina. Tahun 2022 di sekolah SMKN di Labusel dan SMA Negeri Plus Besitang Langkat. Tahun 2022, 13 sekolah baru SMK dan SMA di 12 desa yaitu Langkat, Padangsidimpuan, Tapteng, Padanglawas, Labura, Simalungun, Tapsel, Labusel, Ashab, Karo dan Nias Selan. Sedangkan pada tahun 2023 akan dibangun 12 SMK dan SMK negeri di 12 desa.
“Inilah komitmen saya mewujudkan pendidikan yang setara kualitasnya antara desa dan kota yang juga nanti dikaitkan dengan pengingkatan kualitas guru, kurikulum dan sarana dan prasarana yang mendukung,” ujar Eddy Rahmayadi.