mediasumutku.com | MEDAN- Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) dari Januari hingga Agustus 2019, sebanyak 5.723 warga Sumut terinfeksi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Rinciannya, laki-laki 2.998 orang dan perempuan 2.725 orang. Dari jumlah tersebut, 30 orang meninggal dunia.
Berikutnya, Tapanuli Tengah 73 orang, Tapanuli Selatan 11 orang, Nias 24 orang, Dairi 165 orang, Toba Samosir 68 orang, Madina 15 orang meninggal 1 orang, Nias Selatan 14 orang meninggal 14 orang, Pakpak Barat 26 orang, Humbahas 5 orang, Samosir 110 orang, serta Sergai 158 orang meninggal 1 orang.
Terakhir, Batubara 180 orang meninggal 2 orang, Padanglawas 4 orang, Labura 133 orang meninggal 1 orang, Nias Utara 7 orang, Nias Barat 10 orang, dan Gunung Sitoli 151 orang.
“Dari jumlah semua penderita ini, rata-rata usianya kurang dari 1 tahun sampai di atas 44 tahun. Beberapa daerah seperti Deli serdang dan Asahan tertinggi, karena upaya pencegahan terhadap DBD kurang. Sebab, gerakan 1 rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik) belum berjalan, adanya persepsi dalam masyarakat bahwa penyelesaian DBD hanya dengan fogging hingga lokasi penduduk padat,” ujarnya, Jumat (1/11/2019).
Lebih lanjut Yulia mengatakan, survei faktor risiko DBD juga terus dilakukan di beberapa kabupaten/kota dengan tujuan mengetahui faktor risiko yang ada di daerah. Tak sampai di sana, pertemuan tata laksana kasus DBD di beberapa kabupaten/kota dengan tujuan penegasan kembali bagi petugas pelayanan kesehatan tentang SOP tata laksana kasus DBD sesuai Peraturan Menteri Kesehatan.
“Kita juga mengkoordinasikan Gerakan 1 rumah 1 Jumantik (G1R1J) di beberapa kabupaten/kota dengan tujuan terbentuknya SK Jumantik tingkat kabupaten/kota, dan tersusunnya tim dan terlaksananya G1R1J. Selain itu, penyelidikan epidemiologi terhadap kasus yang ditemukan serta pendistribusian logistik DBD,” pungkasnya. (wiwin)