mediasumutku.com | JAKARTA – Berdasarkan data Bloomberg pukul 8.07 WIB, rupiah ke Rp 13.885 per dolar AS atau menguat tipis 0,06%. Nilai tukar rupiah bergerak stabil cenderung menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), Jumat (3/1).
Sentimen teknikal mewarnai pelemahan kurs rupiah di awal tahun ini. Tapi, inflasi Indonesia yang rendah berpotensi mengerek rupiah kembali menguat.
Kamis (2/1), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,20% ke Rp 13.893 per dolar AS. Sementara, pada kurs tengah Bank Indonesia, rupiah menguat 0,04% jadi Rp 13.895 per dolar AS.
Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan, pelemahan rupiah di awal tahun terjadi karena faktor teknikal.
Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menambahkan, kurs rupiah sudah menguat dalam dua pekan terakhir, maka tidak heran aksi profit taking terjadi. “Investor melepas keuntungan dulu, sambil melihat kondisi pasar selanjutnya,” kata dia.
Hari ini, Mikail memprediksi, rupiah berpotensi menguat, meski terbatas. Alasannya, inflasi tahunan yang sebesar 2,72% termasuk inflasi dalam negeri terendah satu dekade.
Ini membuat investor asing semakin tertarik masuk ke pasar obligasi. Sentimen perkembangan perang dagang juga akan mempengaruhi rupiah.
Mikail memprediksi rupiah menguat dan bergerak antara Rp 13.850-Rp 13.860 per dolar AS. Sementara, Yudiawan memprediksi, rupiah di Rp 13.850-Rp 13.925.